Find Us On Social Media :

Anak Sehat Tak Hanya Ditandai oleh Fisiknya Saja, Cek Juga Kesehatan Mentalnya

Buat anak, tak cuma kesehatan secara fisik yang dipantau, tetapi juga kesehatan mental.

GridHEALTH.id - Para ibu yang memantau tumbuh kembang anaknya, paling mudah adalah dengan melihat perkembangan fisiknya.

Baca Juga: Berpotensi Melahirkan dengan Skizofrenia, Polly Alexandria Ingin Punya 2 Anak dari Nur Khamid

Namun, banyak orangtua yang belum sadar, banyak hal yang tak terlihat yang juga menjadi ciri dari anak yang sehat.

Para ahli sering menyebutnya perlunya anak sehat dari segi mentalitasnya. Karena faktanya banyak anak yang terlihat secara fisik tapi tidak secara mental.

Masalah mental ini tidak selalu berhubungan dengan autism. Ini perlu diperjelas karena kebanyakan orang awam berasumsi bahwa anak yang memiliki masalah mental itu artinya anak autis. Padahal tidak.

Kalau anak autis, tentu terlihat ciri-cirinya secara fisik. Tapi, ada masalah mental yang secara fisik anak terlihat sangat sehat namun nyatanya tidak.

Baca Juga: Mengenal Mycoplasma Genitalium, Penyakit Menular Seksual Penyebab Kemandulan

Berikut sejumlah masalah mental yang terdapat pada anak yang perlu dideteksi;

1. Mood disorders

Ini merupakan kondisi di mana anak lebih sering merasa murung, sedih, dan tertekan, daripada merasa aman, nyaman, dan bahagia.

Para ahli mengatakan mood disorders merupakan masalah mental yang membuat anak mudah sekali memiliki perubahan mood.

Akan tetapi, dari perubahan tersebut, lebih sering anak merasakan kesedihan daripada kebahagiaan.

Baca Juga: Surati Menkominfo, Menkes Minta Iklan Rokok Diblokir di Internet

2. Behavior changes

Anak-anak pada umumnya secara naluriah akan bersikap 'baik hati' dan bersikap ramah pada orang.

Namun ada masalah mental yang kemudian para ahli perkembangan anak menyebutnya dengan istilah behavior changes.

Anak yang memiliki masalah mental ini lebih sering merah-marah dan ingin bertengkar daripada berperilaku baik dengan sesama.

Baca Juga: Dibalik Alasan Kesehatan Mengapa Kentut dan Sendawa Tak Boleh Ditahan-tahan

3. Difficulty concentrating

Anak sulit melakukan konsentrasi. Performa di kelas pun kurang. Anak sering melamun sendiri atau mengerjakan hal lain diluar apa yang seharusnya dilakukan.

4. Intense feelings

Ini merupakan kondisi mental di mana anak terlalu takut terhadap sesuatu. Dan ketakuatan itu berlebihan.

Baca Juga: 7 Tanda Tubuh Terkena Batu Ginjal, Salah Satunya Kencing Darah

Contohnya saja ketika ia berada di ruangan yang sebenarnya tidak terlalu gelap, lalu anak menjerit sebisa-bisanya. Bahkan membayangkan ada hantu di kamar tersebut. Itu disebut dengan intense feelings.

Perlu diketahui, gangguan mental atau mental illness ternyata bukan disebabkan oleh hal yang berbahaya.

Justru ini disebabkan oleh hal-hal yang sepele. Bahkan, kebiasaan kecil yang diterapkan oleh orang tua justru bisa memicu anak mengalami mental illness.

Contohnya saja sikap untuk selalu sempurna, atau yang sering disebut dengan perfeksionis.

Banyak orangtua yang menuntut anaknya untuk selalu menjadi yang terbaik. Harus sempurna di setiap hal.

Baca Juga: Dibalik Alasan Kesehatan Mengapa Kentut dan Sendawa Tak Boleh Ditahan-tahan

Contoh lain adalah selalu memberikan larangan atau menakut-nakuti. Banyak orangtua yang sering menakut-nakuti si kecil agar tidak melakukan sesuatu dengan alasan berbahaya. Padahal ini dapat menimbulkan gangguan kecemasan pada anak.

Maka dari itu, pola asuh yang diterapkan oleh orangtua sangat menentukan perkembangan anak baik fisik maupun mental. (*)