Untuk itu, berikut adalah beberapa hal yang bisa memengaruhi penundaan erupsi gigi permanen:
• Berdasarkan penelitian, erupsi gigi permanen pada anak perempuan lebih cepat dibandingkan dengan anak lelaki. Perbedaan waktunya rata-rata 4-6 bulan.
• Bayi yang lahir prematur pada usia sebelum 37 minggu kehamilan atau berat lahir bayi dibawah 2700 gram, mempengaruhi terjadinya penundaan erupsi gigi sulung dan permanennya.
• Adanya hambatan fisik seperti: luka pada jaringan gusi akibat trauma, jumlah gigi yang berlebihan, tumor odontogenik, tumor non-odontogenik, trauma pada gigi sulung, defisiensi lengkung rahang, kerusakan jaringan akibat radiasi, dan sebagainya. Semuanya dapat memengaruhi penundaan erupsi gigi permanen.
• Kondisi sistemik seperti: kurangnya nutrisi, kurang vitamin D, kelainan kelenjar endokrin, kemoterapi dalam jangka waktu yang panjang, infeksi HIV, cerebral palsy, anemia, gagal ginjal, merupakan beberapa kondisi penyebab penundaan erupsi gigi permanen.
• Kondisi genetik yang dapat memengaruhi penundaan erupsi gigi permanen, antara lain: amelogenesis imperfekta, Down syndrome, cherubism, dan sebagainya.
Normalnya, deviasi erupsi gigi (penundaan keluarnya gigi permanen) dapat terjadi dalam rentang satu sampai dua tahun.
Namun evaluasi secara rinci perlu dilakukan untuk menentukan penyebab dan merencanakan perawatan.
Erupsi gigi dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang diterima dan umumnya seseorang yang kekurangan atau kelebihan nutrisi bisa mempengaruhi erupsi gigi ini. Termasuk anak yang terlahir prematur.
Jika terjadi suatu kelainan segera kunjungi dokter spesialis gigi untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. (*)
#gridnetworkjuara #gridhealth