Setiap bulan, ada satu sel telur yang matang dan keluar dari ovarium menuju tuba falopi (saluran telur).
Baca Juga: Anak Sehat Tak Hanya Ditandai oleh Fisiknya Saja, Cek Juga Kesehatan Mentalnya
Semua proses ini terjadi atas bantuan berbagai hormon, antara lain adalah estrogen dan progesteron wanita.
Menurut Mary Jane Minkin, MD, profesor klinis kebidanan, kandungan, dan reproduksi di Yale University School of Medicine,di New Haven, Connecticut, jika folikel tidak melepas sel telur, folikel akan membesar dan berkembang menjadi kista folikel di ovarium.
Berikut faktor risiko mengembangkan kista ovarium:
- Kehamilan. Kadang-kadang, kista yang terbentuk ketika ovulasi tetap terjadi di ovarium selama kehamilan.
- Endometriosis. Kondisi ini menyebabkan sel endometrium uterus (rahim) tumbuh di luar rahim. Beberapa jaringan dapat melekat pada ovarium dan membentuk kista.
- Infeksi panggul yang parah. Jika infeksi menyebar ke indung telur (ovarium), itu bisa menyebabkan kista.
Baca Juga: Lee Chong Wei Gantung Raket Akibat Kanker Hidung, Ini Gejalanya
- Riwayat kista ovarium sebelumnya. Jika kita pernah sudah memilikinya, kita mungkin akan berisiko terkena kista.