GridHEALTH.id - Penyakit kista diketahui sebagai terbentuknya kantung yang berisi cairan, massa semi padat, atau berupa gas di tubuh.
Baca Juga: Kista Ovarium Pecah Bikin Artis Kate Beckinsale ke UGD! Ini Gejalanya
Kista bisa terjadi di hampir semua jaringan tubuh, tidak hanya di organ reproduksi. Kista juga memiliki ukuran yang bervariasi dari mikroskopis hingga berukuran sangat besar.
Sebenarnya, kista memiliki jenis yang banyak dan beragam. Di antaranya:
- Kista dermoid, yaitu pertumbuhan abnormal yang terjadi di lapisan kulit epidermis, folikel rambut, dan kelenjar sebaceous.
- Kista epidermoid, yaitu pembengkakan jinak pada kulit yang timbul di kelenjar sebaceous, biasanya diisi dengan sebum (minyak) kekuningan.
Baca Juga: Tak Disangka, Manusia Menelan 2.000 Partikel Plastik Setiap Harinya!
- Kista payudara, yaitu timbulnya kantung berisi cairan di dalam payudara.
- Kista ovarium, yaitu akumulasi cairan di dalam atau di permukaan ovarium (indung telur).
- Kista ganglion, yaitu terbentuknya jaringan lunak di persendian.
- Kista Bartholin, yaitu kista yang terjadi di kelenjar Bartholin (kedua sisi bibir vagina).
Baca Juga: 5 Tanda Ketidaksuburan Ini Ternyata Sering Diabaikan Para Wanita
- Cystadenoma, yaitu kista yang berkembang di permukaan ovarium, dan mungkin diisi dengan air atau lendir.
- Endometrioma, yaitu kista akibat sel endometrium uterus (rahim) yang tumbuh di luar rahim (endometriosis).
Namun, kista yang sering dianggap sangat mengkhawatirkan oleh kaum wanita yaitu kista yang berhubungan dengan organ reproduksi, salah satunya yaitu kista ovarium (indung telur).
Sebenarnya apa penyebab kista ovarium? Di dalam ruang panggul seorang perempuan terdapat rahim yang diapit oleh dua ovarium.
Ovarium adalah organ pembuat sel telur. Di dalam ovarium ada folikel, di dalam folikel inilah sel telur disimpan.
Folikel ovarium juga mengeluarkan hormon yang memengaruhi siklus ovarium.
Setiap bulan, ada satu sel telur yang matang dan keluar dari ovarium menuju tuba falopi (saluran telur).
Baca Juga: Anak Sehat Tak Hanya Ditandai oleh Fisiknya Saja, Cek Juga Kesehatan Mentalnya
Semua proses ini terjadi atas bantuan berbagai hormon, antara lain adalah estrogen dan progesteron wanita.
Menurut Mary Jane Minkin, MD, profesor klinis kebidanan, kandungan, dan reproduksi di Yale University School of Medicine,di New Haven, Connecticut, jika folikel tidak melepas sel telur, folikel akan membesar dan berkembang menjadi kista folikel di ovarium.
Berikut faktor risiko mengembangkan kista ovarium:
- Kehamilan. Kadang-kadang, kista yang terbentuk ketika ovulasi tetap terjadi di ovarium selama kehamilan.
- Endometriosis. Kondisi ini menyebabkan sel endometrium uterus (rahim) tumbuh di luar rahim. Beberapa jaringan dapat melekat pada ovarium dan membentuk kista.
- Infeksi panggul yang parah. Jika infeksi menyebar ke indung telur (ovarium), itu bisa menyebabkan kista.
Baca Juga: Lee Chong Wei Gantung Raket Akibat Kanker Hidung, Ini Gejalanya
- Riwayat kista ovarium sebelumnya. Jika kita pernah sudah memilikinya, kita mungkin akan berisiko terkena kista.
Kebanyakan kista tidak menimbulkan gejala dan hilang dengan sendirinya. Namun, kista ovarium yang berukuran besar dapat menimbulkan gejala nyeri panggul, perut terlihat buncit di bagian kista, dan sering merasa kembung.
Baca Juga: Mengenal Mycoplasma Genitalium, Penyakit Menular Seksual Penyebab Kemandulan
Segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut jika mengalami satu atau lebih gejala-gejala di atas. (*)