”Protein merupakan pembentuk jaringan sel tubuh. Pada ibu hamil, protein akan menentukan pembentukan janin. Bahkan, kualitas janin ditentukan sejak ibu masih remaja.
Calon ibu tidak boleh kurang gizi,” kata Ketua Yayasan Gema Sadar Gizi sekaligus dokter spesialis gizi Klinik Tirta Prawita Sari, seperti dikutip dari Kompas.com.
Menurut hasil Riset Dasar Kesehatan 2010, kekurangan konsumsi energi dan protein terutama diderita anak usia sekolah (6-12 tahun), usia praremaja (13-15 tahun), usia remaja (16-18 tahun), dan kelompok ibu hamil, khususnya di pedesaan.
Secara nasional, rata-rata konsumsi protein Indonesia 62,1 gram per kapita (13,3% dari total konsumsi energi).
Padahal, kontribusi protein minimal 15% dari total konsumsi energi menurut Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).
Kualitas SDM Tirta menambahkan, jika kekurangan protein berlangsung lama, pada remaja putri dan perempuan hamil akan terjadi masalah besar. Salah satunya, masalah berat bayi lahir rendah. ”Biasanya, anak juga akan kurang gizi dan tumbuh kembangnya tidak bagus. Ini menjadi lingkaran setan,” ujarnya.
Baca Juga: Nah Lo, Perokok Salah Satu Penyebab BPJS Kesehatan Defisit Anggaran
Stunting yang ditandai dengan tinggi badan kurang, misalnya, terjadi karena kekurangan zat gizi sejak dalam kandungan, terutama protein. Protein juga berperan dalam pertumbuhan sel otak anak dalam kandungan.