Find Us On Social Media :

Kisah Yuliana Yuliani, Kembar Siam Pertama Yang Berhasil Dipisahkan Hingga Jadi Dokter dan Doktor

Kisah Yuliana Yuliani, kembar siam pertamdi Indonesia yang berhasil dipisahkan

GridHEALTH.id - Jika kita melihat anak kembar siam, pasti yang terpikir dalam benak kita adalah dua anak kembar yang saling terikat satu sama lain dan tumbuh dalam bagian tubuh yang sama.

Perkembangan bayi kembar siam atau disebut conjoined twins dalam kandungan hampir mirip dengan bayi kembar pada umumnya, embrio awal hanya terpisah sebagian untuk membentuk dua individu.

Baca Juga: Satu Tubuh Dua Jiwa, Gadis Kembar Ini Harus Rela Berbagi Satu Sama Lain

Embrio ini berkembang menjadi 2 janin, akan tetapi keduanya akan tetap terhubung secara fisik, biasanya di bagian dada, perut, panggul, atau bagian tubuh lainnya.

Hal ini terjadi pada bayi kembar asal Indonesia yang kini telah berusia 32 tahun, yaitu Yuliana dan Yuliani.

Kembar siam Pristian Yuliana dan Pristian Yuliani adalah anak pasangan Tularji dan Hartini dari Tanjung Pinang, terlahir kembar dempet di kepala secara vertikal (kraniopagus).

Baca Juga: Salmafina Tertangkap Kamera Berdoa di Gereja, Tak Tahunya Sedang Asyik Lakukan Olahraga Ekstrem

Kaniopagus adalah kembar siam yang dempet di bagian belakang, atas atau samping kepala, tetapi tidak pada wajah.

Melansir Mayo Clinic, kembar kraniopagusberbagi sebagian dari tengkorak, tetapi otak mereka biasanya terpisah, meskipun mereka mungkin berbagi beberapa jaringan otak.

Baca Juga: Foto-foto Syahrini Berikut Mengindikasikan Inces Telah Berbadan Dua, Ini Dia Ciri-ciri Fisik Ibu Hamil Muda

Kisah Yuliana-Yuliani ini cukup mendebarkan secara nasional, khususnya bagi dunia kedokteran Indonesia.

Pada usia 2 bulan 21 hari, tepatnya pada 21 Oktober 1987, Yuliana dan Yuliani mencetak sejarah menjadi kembar siam pertama di Indonesia yang berhasil dipisahkan di Indonesia oleh dokter Indonesia.

Berkat upaya keras yang dilakukan tim dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta yang dipimpin Prof dr Padmosantjojo, Yuliana dan Yuliani bisa dipisahkan serta hidup normal.

Baca Juga: 5 Koboi 'Marlboro Man' Ini Meninggal dengan Gangguan Paru, Ini Kejamnya Tembakau Bernama Rokok

Operasi pemisahan adalah prosedur elektif yang dilakukan 2-4 bulan setelah kelahiran.

Kadang-kadang pemisahan darurat mungkin diperlukan jika salah satu dari si kembar meninggal, mengembangkan kondisi yang mengancam jiwa atau mengancam kelangsungan hidup kembar lainnya.

Banyak faktor kompleks yang harus dipertimbangkan sebagai bagian dari keputusan untuk menjalani operasi pemisahan. 

Menurut catatan Children’s Hospital of Philadelphia , spesialis yang terlibat dalam perawatan operasi ini kemungkinan akan mencakup ahli neonatologi, ahli bedah, ahli jantung, perawat praktik lanjutan dan spesialis kedokteran ibu-janin.

Baca Juga: Rehat Syuting FTV, Ben Joshua Sering Jalan-Jalan Bareng Keluarga, Ben: 'Buah dan Sayur Harus Selalu Ada Tiap Hari'

Salah satu dari banyak prosedur yang diperlukan untuk mempersiapkan bayi kembar untuk pemisahan adalah penyisipan pembesar jaringan untuk meningkatkan permukaan kulit yang tersedia untuk menutupi jaringan yang terpapar setelah operasi.

Ketika kembar yang terpisah pulih setelah operasi, mereka diikuti oleh ahli gizi, dokter anak perkembangan dan spesialis lainnya untuk memastikan kemampuan mereka untuk berkembang dan tumbuh.

Tak hanya membiayai seluruh operasinya, dr Padmosantjojo juga menyewakan rumah untuk kedua orangtua Yuliana-Yuliani di Jakarta selama operasi dan pengobatan berlangsung.

Bahkan dr Padmosantjojo juga dikabarkan mengangkat kedua bayi kembar siam ini sebagai anaknya.

Beruntungnya, kembar siam Yuliana Yuliani ini merasakan kehidupan yang normal dan bersyukur setelah menjalani operai pemisahan tersebut.

Baca Juga: Kasus Antara Galih Ginanjar dan Fairuz A Rafiq Terus Bergulir, 7 Bahan Alami Ini Mampu Hilangkan Bau Ikan Asin

"Kami tidak merasa aneh, justru kami malah bangga. Maksudnya begini, dari situ kami tahu, 'oh kita itu sudah dikaish karunia yang sudah cukup luar biasa'.

"Kami tidak bisa membayangkan jika kami berdua itu masih tidak bisa dipisahkan. Jangankan untuk bergerak, atau berdiri, kalau berdiri juga enggak mungkin, jadi cuma berbaring. Sampai (umur) sekian jika kami tidak berhasil dipisahkan terus kita mau ngapain? Kita enggak tahu apa-apa," ungkap Ana, sapaan akrab Yuliana, mengutip dari YouTube Kompas TV.

Mukjizat yang datang pada kedua wanita di usia bayi itu akhirnya membuat keduanya memutar otak untuk membantu sesama.

"Oleh karena itu, bentuk rasa puji syukur kami berdua, bagaimana Tuhan sudah memberikan kami kesempatan yang luar biasa buat hidup kami sampai saat ini.

"Kemudian kami diberi karunia, diberi kecerdasan, kepintaran, terus kemudian kita di-support, di-cover segala macam.

"Lalu bagaimana caranya kita menilai hidup itu menjadi lebih baik sehingga kita berdampak baik bagi orang banyak. Jadi itu tanggung jawab yang luar biasa," tambah Ana.

Baca Juga: Masih Suka Pria Nakal? Penelitian: 4 Hormon Inilah Yang Mampu Pikat Hati Wanita

Perlu diketahui, Yuliana sempat menjadi asisten profesor dan telah lulus dari program doktor ilmu nutrisi dan teknologi di Institut Pertanian Bogor.

Sedangkan, saat ini Yuliani tercatat sebagai seorang dokter yang telah lulus dari Universitas Andalas, Padang dan sempat bertugas menjalani program internship di Puskesmas Seberang Padang, Sumatera Barat.

Baca Juga: Terbakar Cemburu, Istri Ini Potong Habis Alat Vital Sang Suami Akibat Nikah Siri Tanpa Izin

Baca Juga: Penyakit Asam Lambung Penyakit Serius, Mereka Ini Berisiko Mengalaminya, Makanan dan Minuman Berikut Wajib Dihindari

Cita-cita mulia mereka membantu sesama adalah bentuk rasa syukur atas karunia yang telah diberikan Tuhan sehingga mereka tumbuh dewasa hingga 32 tahun ini.(*)

#gridhealthid #gridnetworkjuara #inspiringbetterhealth