Dari hasil penelitian kualitatif yang dilakukan, melibatkan tahanan wanita dewasa di dua penjara lokal yang tertutup, juga focus grup dan wawancara individu dilakukan, hasilnya diketahui tahanan perempuan melaporkan bahwa hukuman penjara berdampak negatif pada kesehatan mereka.
Kejutan awal pemenjaraan, perpisahan dari keluarga dan dipaksa hidup dengan wanita lain yang menderita penghentian narkoba dan masalah kesehatan mental yang serius memengaruhi kesehatan mental mereka sendiri.
Penelitian tersebut menemukan meningkatnya individu merokok, makan dengan buruk dan mencari pengobatan psikotropika.
Dalam sebuah penelitian, melansir ncbi.nlm.nih.gov, yang melakukan penelitian lintas seksi di Penjara Regional Jhumka, penjara terbesar di Nepal timur, dari September 2014 hingga Agustus 2015.
Sebanyak 434 narapidana yang dipilih secara acak diwawancarai menggunakan kuesioner semi-terstruktur yang memeriksa karakteristik sosial-demografi, status penahanan, masalah kesehatan yang dilaporkan sendiri, status penggunaan narkoba, dan ide bunuh diri.
Depresi disaring menggunakan skala Center for Epidemiologic Studies Depression.
Tes chi-square dan analisis regresi logistik ganda diterapkan untuk menentukan hubungan antara depresi dan variabel terkait.
Hasilnya, prevalensi depresi di antara para tahanan adalah 35,3%. Sekitar 2,3% melaporkan ide bunuh diri selama penjara dan 0,9% telah mencoba bunuh diri di dalam penjara.
Semoga Rey Utami dan sang suami selalu sehat, karena harus mempertanggung jawabkan apa yang dilakukannya.(*)