Find Us On Social Media :

Kram Perut Parah Saat Menstruasi? Jangan Abaikan, Bisa Jadi Tanda Menstruasi Tak Normal   

Keram perut saat haid kerap tak dapat dihindari. Kenali penyebabnya.

 

GridHEALTH.id - Setiap wanita yang beranjak dewasa dan memasuki usia subur pasti mengalami haid

Baca Juga: Jangan Panik, Kenali Masalah Umum Menstruasi yang Tidak Normal

Namun di saat ini, sering timbul rasa sakit atau tak nyaman pada tubuh yang terjadi saat prahaid maupun maupun pascamenstruasi yang tak bisa dihindari.

Namun, para wanita wajib untuk membedakan mana masalah yang menstruasi normal, serta mana yang tidak normal.

Berdasarkan laman kesehatan Cleveland Clinic, berikut adalah tanda-tanda tidak normalnya masalah menstruasi yang patut diwaspadai, yaitu :

1. Amenore, adalah suatu kondisi dimana menstruasi wanita telah berhenti total. Tidak mengalami menstruasi selama 90 hari atau lebih dianggap abnormal.

Kecuali terjadi pada wanita hamil, ibu menyusui, atau yang telah mengalami menopause (yang umumnya terjadi pada wanita berusia antara 45 hingga 55 tahun).

Wanita muda yang belum mengalami menstruasi pada usia 15 atau 16 tahun, atau dalam tiga tahun setelah payudara mulai berkembang juga dianggap menderita amenore.

Baca Juga: Meski Tergolong Sehat, Masak dengan Minyak Zaitun Bisa Bikin Kanker?

2. Oligomenore, mengacu pada periode menstruasi yang jarang terjadi.

3. Dismenore, adalah gejala yang menyakitkan dan kram menstruasi yang parah saat menstruasi.

4. Pendarahan rahim yang abnormal, ini dapat terjadi pada berbagai permasalahan menstruasi, termasuk di antaranya : aliran menstruasi yang lebih berat atau kental, masa menstruasi yang lebih lama dari tujuh hari, pendarahan atau bercak darah diantara periode menstruasi setelah berhubungan seks ataupun setelah menopause.

Baca Juga: Hati-hati, Jenis Obat Ini Paling Banyak Dipalsukan dan Beredar di Apotek

Sedangkan penyebab-penyebab menstruasi tak normal terjadi pada wanita, di antaranya adalah :

- Faktor stres dan gaya hidup

Menambah atau menurunkan berat badan, diet, perubahan rutinitas olahraga, adanya penyakit, ataupun perubahan rutinitas harian yang signifikan, dapat berdampak pada siklus menstruasi.

Penggunaan Pil KB (birth control pills)

Sebagian besar pil KB mengandung kombinasi hormon estrogen dan progestin untuk mencegah kehamilan dengan menjaga ovarium agar tak melepaskan sel telur.

Adapun beberapa wanita mengalami menstruasi yang tidak teratur dan kembali normal setelah enam bulan berhenti mengkonsumsi pil KB.    

Baca Juga: Siaran Langsung Makan Kelabang Hidup, Vlogger Ini Langsung Tewas Mengenaskan

- Polip atau fibroid pada rahim

Polip uterus adalah pertumbuhan kecil jinak (non-kanker) di lapisan rahim, sedangkan fibroid adalah tumor yang menempel pada dinding rahim.

Tumor ini biasanya jinak jika berukuran sekecil biji apel, tetapi juga dapat menyebabkan perdarahan hebat dan rasa sakit selama periode.

Jika fibroid berukuran besar, akan memberi tekanan pada kandung kemih atau dubur dan menyebabkan ketidaknyamanan.

- Endometriosis

Endometriosis terjadi ketika jaringan endometrium (jaringan yang melapisi rahim) mulai tumbuh di luar rahim.

Endometriosis dapat menyebabkan perdarahan yang tidak normal, kram atau nyeri sebelum dan selama menstruasi dan hubungan seksual yang menyakitkan.

Baca Juga: Bayi Sering Menangis? Bisa Jadi Tanda Dehidrasi, Atasi dengan Cara Ini

- Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease/PID)

Penyakit radang panggul adalah infeksi bakteri yang memengaruhi sistem reproduksi wanita.

Gejala yang menjadi tanda dari penyakit ini, yaitu keputihan yang banyak dan berbau, menstruasi yang tidak teratur, nyeri di daerah panggul dan perut bagian bawah, demam, mual, muntah, serta diare.

Baca Juga: Penyebab Keloid Muncul di Kulit, Bukan Karena Bakteri Atau Digaruk

- Sindrom ovarium polikistik (polycystic ovary syndrome/PCOS)

Pada sindrom ini, ovarium menghasilkan androgen atau hormon yang ada pada pria dalam jumlah banyak.

Perubahan hormon ini dapat mencegah sel telur untuk matang, sehingga ovulasi mungkin tidak terjadi secara konsisten.

Terkadang seorang wanita dengan sindrom ovarium polikistik akan mengalami menstruasi yang tidak teratur atau bisa menyebabkan menstruasi berhenti sepenuhnya.

- Insufisiensi ovarium prematur

Kondisi ini biasanya terjadi pada wanita di bawah usia 40 yang indung telurnya tidak berfungsi secara normal.

Biasanya wanita yang mengalami gejala ini, siklus menstruasinya akan berhenti atau mirip dengan tanda menopause.

Baca Juga: Hari Anak Nasional: Google Luncurkan Aplikasi Membantu Anak Jadi Cerdas, Percaya Diri, dan Selalu Ingin Tahu

Bagi para wanita, kenali dulu gejala-gejala yang muncul ketika periode menstruasi terjadi. Pastikan apakah gejala tersebut adalah normal atau malah gejala yang tidak normal yang harus diwaspadai dan usahakan agar segera pergi menemui dokter jika mengalaminya. (*)

 (Penulis: Arshinta Eka Putri)