Setelah melakukan penyelidikian, polisi akhirnya menangkap dan menetapkan pelaku sebagai tersangka.
Andri mengatakan, orangtua N mengetahui kasus ini setelah putrinya melaporkan apa yang dialaminya. Sebab N marah saat mengetahui di ponsel pelaku ada foto L dan M.
Menilik dari sisi kesehatan dan psikologi anak. Anak usia SMA, walau sudah mengalami menstruasi alias haid, masih ada dalam kategori anak di bawah umur.
Mereka-mereka ini, perempuan yang belum saatnya melakukan hubungan intim layaknya suami istri.
Seperti yang yang diutarakan dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Romeo Vitelli Ph.D. di psychologytoday.com (16 November 2016), hasil penelitian menunjukkan bahwa debut seksual dini cenderung dikaitkan dengan risiko lebih tinggi gejala internalisasi (depresi, penarikan, kesepian), gejala eksternalisasi (agresi, perilaku antisosial), penyalahgunaan zat, dan harga diri yang buruk.
Ada juga yang menyebutkan, walau anak di bawah umur, seperti halnya anak usia SMA bisa melakukan hubungan intim layaknya suami istri, namun sejatinya mereka belum tahu apa yang dilakukannya.
Karenanya ada studi yang menyebutkan jika anak-anak tersebut yang telah melakukan hubungan intim layaknya suami istri dengan pasangannya belum bisa menikmati dan mendapatkan dari apa yang dilakukannya, seperti orang dewasa.
Malah ada sebuah artikel yang mengatakan, melansir independent.co.uk (26 Mei 2017), hasil studi yang dilakukan oleh aplikasi kontrasepsi Natural Cycles terhadap 2.600 wanita ditanyai tentang pengalaman orgasme mereka, perasaan ketertarikan dan seberapa banyak menikmati seks, hasilnya wanita yang mengklaim memiliki seks terbaik dan paling memuaskan sebenarnya adalah di usia 36 tahun.
Wanita berusia 36 lebih terbukti menjadi yang paling percaya diri untuk uran hal ini. Bahkan delapan dari 10 diantara mengatakan mereka merasa seksi.(*)