Find Us On Social Media :

Ketahui Penyebab dan Risiko Penyakit Kuning yang Sering Terjadi Pada Bayi

Sakit kuning pada bayi umumnya terjadi karena kelahiran prematur.

GridHEALTH.id – Jaundice atau penyakit kuning pada bayi adalah perubahan warna kuning pada kulit dan mata bayi yang baru lahir.

Penyakit kuning pada bayi terjadi karena darah bayi mengandung kelebihan bilirubin, atau pigmen kuning pada sel darah merah.

 Baca Juga: Kenali Jenis Penyakit Kuning Pada Bayi, Waspada Kerusakan Otak

Penyakit kuning adalah umum terjadi pada bayi, terutama pada bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 38 minggu (bayi prematur) dan beberapa bayi yang disusui.

Baca Juga: Marah Disamakan dengan Kaleng Kerupuk, Keponakan Dewi Perssik Lakukan Operasi Pita Suara yang Butuh Waktu Berbulan-Bulan Untuk Sembuh

Penyakit kuning pada bayi, biasanya terjadi karena hati tidak cukup matang untuk menyingkirkan bilirubin dalam aliran darah.

Gejala yang biasanya timbul pada bayi yang mengalami sakit kuning, seperti : kulit dan bagian putih pada mata menguning, menguningnya telapak tangan atau telapak kaki, urin berwarna kuning gelap padahal seharusnya tidak berwarna, kotoran berwarna pucat padahal seharusnya berwarna kuning atau oranye.

 Baca Juga: Kucing Kerap Difitnah Sebagai Penyebab Infeksi Toksoplasma pada Wanita, Padahal Ini Faktanya

Adapun tanda-tanda yang mengindikasikan penyakit kuning yang parah atau komplikasi dari kelebihan bilirubin pada bayi, seperti :

Baca Juga: Fakta Madu yang Bisa Membuat Anak tak Gampang Sakit dan Napsu Makannya Meningkat

bagian putih mata, kulit perut, lengan atau kaki bayi menjadi lebih kuning,  bayi tampak lesu atau sulit dibangunkan, bayi tidak bertambah gemuk meskipun banyak meminum susu, tangisan bayi meninggi, ataupun tanda-tanda lainnya yang tak wajar ada pada bayi.

Jika menemukan tanda semakin parahnya penyakit kuning pada bayi, segeralah pergi ke rumah sakit untuk memeriksakannya.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko bayi terkena penyakit kuning, yaitu :

 Baca Juga: Obat Tradisional Pereda Demam dari Tanaman dan Cara Membuatnya, Tak Kalah Cespleng dari Produk Pabrikan

# Bayi lahir prematur

Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 38 minggu, kemungkinan tidak dapat memproses bilirubin secepat bayi yang lahir cukup bulan.

Selain itu, bayi prematur menyusu dan buang air besar lebih sedikit, sehingga sulit menghilangkan bilirubin melalui tinja.

Baca Juga: Kanker yang Banyak Terjadi pada Wanita ini Bisa Dialami Pria

# Memar yang signifikan selama kelahiran

Bayi baru lahir yang mengalami memar akibat persalinan, cenderung memiliki kadar bilirubin yang lebih tinggi.

# Golongan darah

Jika golongan darah ibu berbeda dengan bayinya, bayi tersebut mungkin telah menerima antibodi melalui plasenta yang menyebabkan kerusakan sel darah merah yang cepat dan tidak normal.

 Baca Juga: Buah dan Sayur Ini Dipercaya Bisa Membuat Paru-paru Bersih, Upaya Menyelamakan Diri Dari Polusi Udara Jakarta yang Semakin Parah

# Menyusui

Bayi yang disusui, berisiko lebih tinggi terkena penyakit kuning. Meskipun demikian, karena manfaat yang didapatkan bayi dari ASI, membuat para ahli tetap merekomendasikan ibu untuk menyusui bayinya.

Hal itu karena, bayi yang mengalami dehidrasi atau asupan kalori yang rendah juga dapat menimbulkan penyakit kuning. Untuk itulah bayi masih harus mendapatkan asupan ASI.

Tingginya kadar bilirubin yang menyebabkan penyakit kuning parah dapat mengakibatkan komplikasi serius jika tidak diobati.

Melansir laman Mayo Clinic, komplikasi yang dapat terjadi pada bayi yang mengalami sakit kuning adalah :

 Baca Juga: Kanker yang Banyak Terjadi pada Wanita ini Bisa Dialami Pria

- Ensefalopati bilirubin akut

Bilirubin beracun bagi sel-sel otak.

Jika sakit kuning pada bayi parah, ada risiko bilirubin masuk ke otak dan menyebabkan suatu kondisi yang disebut ensefalopati bilirubin akut.

Namun, dengan penanganan yang cepat dapat mencegah terjadinya kerusakan permanen yang signifikan.

- Kernicterus

Kernikterus adalah sindrom yang terjadi jika ensefalopati bilirubin akut menyebabkan kerusakan permanen pada otak.

Kernicterus dapat menyebabkan : gerakan yang tidak disengaja dan tidak terkendali (athetoid cerebral palsy), pandangan mengarah ke atas, gangguan pendengaran, perkembangan enamel gigi yang buruk.

 Baca Juga: Suami Dipenjara Lantaran Skandal 'Bilik Asmara', Artis Ini Tak Kuasa Menahan Tangis Sampai Harus Cabut Dari Dunia Hiburan

Pengobatan untuk penyakit kuning pada bayi biasanya tidak diperlukan, karena biasanya gejalanya akan hilang dalam 10 sampai 14 hari.

Namun jika hasil tes menunjukkan kadar bilirubin bayi sangat tinggi, proses pengobatan pun akan dibutuhkan.

Hal itu karena adanya risiko bilirubin masuk ke otak hingga menyebabkan kerusakan otak, meskipun persentasi terjadinya kecil.

Ada 2 proses pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi kadar bilirubin bayi dengan cepat, yaitu :

Baca Juga: Cara Mengempiskan Perut Buncit Karena Obesitas, Cukup Konsumsi Minuman Ini Sebelum Tidur

- Fototerapi, adalah jenis cahaya khusus yang menyinari kulit, yang mengubah bilirubin menjadi bentuk yang lebih mudah dipecah oleh hati.

- Transfusi darah, darah bayi nantinya akan dikeluarkan menggunakan tabung tipis (kateter) yang ditempatkan di pembuluh darah dan diganti dengan darah dari donor yang cocok.

 Baca Juga: Daun Kratom Menyebabkan Ratusan Orang Meninggal Hingga Bayi Menjadi 'Sakau', BNN Sebut Efeknya 10 Kali Lipat Berbahaya dari Kokain dan Ganja

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah bayi miliki penyakit kuning adalah dengan memberinya cukup asupan makanan.

Bayi yang diberi ASI harus menyusu 8 hingga 12 kali sehari, selama beberapa hari pertama kehidupannya.

Bayi yang diberikan susu formula, biasanya harus mengonsumsi sekitar 30 hingga 60 ml susu formula setiap 2 atau 3 jam selama minggu pertama kehidupan. (*)