Find Us On Social Media :

Terlalu Semangat saat Karaoke, Pria Ini Alami Sakit Dada hingga Paru-Paru Jebol

Ilustrasi karaoke

GridHEALTH.id - Sebagian orang Asia mungkin kita sudah terbiasa menghabiskan waktu bersama keluarga atau kerabat untuk menyanyikan lagu bersama-sama seperti karaoke.

Namanya juga bernyanyi bersama, jadi tak ayal jika ada salah satu diantara kita pasti yang akan bernyanyi dengan penuh semangat.

Baca Juga: Punya Masalah di Pita Suara Karena Profesinya, Nagita Slavina Minta Raffi Ahmad Operasi, Risikonya Bisa Kehilangan Suara

Seperti pria satu ini yang sangat bersemangat saat menyanyikan beberapa lagu.

Seorang lelaki dari Tiongkok timur membutuhkan perawatan di rumah sakit setelah sesi karaoke.

Baca Juga: Usai Orangtua Meninggal, Berat Badan Wanita Ini Tak Terkendali hingga Tersangkut di Pintu Pesawat

Pria 65 tahun dari daerah Nanchang di provinsi Jiangxi, bernama Wang, mengatakan bahwa ia mulai merasa sakit di dadanya setelah menyanyikan 10 lagu bernada tinggi secara berurutan.

"Saya sangat bersemangat dalam panasnya momen dan setelah menyanyikan beberapa lagu dengan nada sangat tinggi, saya mendapati diri saya mengalami kesulitan bernapas," katanya, mengutip Asia One.

Wang merasa bahwa ini tidak biasa karena dia telah menyanyikan lagu-lagu ini berkali-kali dan selalu dapat mencapai nada tinggi, tetapi kali ini dia kehabisan napas dan merasakan sakit di paru-paru kiri.

Baca Juga: Berniat Banggakan Orangtua, Calon Tentara Muda Ini Pulang Tanpa Otak dan Jantung

Dia memutuskan untuk mengabaikan ketidaknyamanan pada waktu itu, tetapi rasa sakitnya memburuk setelah dia kembali ke rumah, Nanchang News melaporkan pada hari Rabu.

Wang dibawa ke rumah sakit setempat pada hari berikutnya, dan diberi tahu bahwa ia menderita paru-paru yang kolaps.

Baca Juga: Awalnya Bantah Nikahi Pedangdut Muda, Glenn Fredly Tertangkap Basah Peluk Wanita Ini Sambil Nikmati Musik

Melansir laman Medlineplus.gov, paru-paru kolaps atau sering disebut pneumotoraks terjadi ketika udara keluar dari paru-paru.

Udara kemudian mengisi ruang di luar paru-paru, antara paru-paru dan dinding dada.

Penumpukan udara ini memberi tekanan pada paru-paru, sehingga tidak bisa mengembang seperti biasanya ketika menarik napas.

Baca Juga: Awalnya Flu Berat hingga Mangkir Dua Pertandingan, Pelatih Baru Juventus Maurizzio Sarri Divonis Idap Pneumonia

Dalam beberapa kasus, paru-paru yang kolaps disebabkan oleh lepuh udara yang pecah, mengirimkan udara ke ruang di sekitar paru-paru.

Hal ini bisa terjadi karena perubahan tekanan udara seperti saat menyelam atau bepergian ke tempat yang tinggi.

Orang yang tinggi, kurus, dan perokok lebih berisiko mengalami paru-paru yang kolaps.

Baca Juga: BPJS dan KIS tak Memuaskan, Masyarakat Ramai-ramai Berobat ke Luar Negeri, Rumah Sakit di Medan Merekomendasikan Pasiennya ke Penang Malaysia

Gejala umum dari paru yang kolaps meliputi nyeri dada atau bahu yang tajam, diperburuk oleh napas dalam atau batuk, sesak napas, hingga pembesaran hidung (karena sesak napas).

Pneumotoraks yang lebih parah juga dapat menyebabkan gejala termasuk warna kulit kebiru-biruan karena kekurangan oksigen, sesak di dada, pusing dan hampir pingsan, mudah lelah, pola pernapasan tidak normal atau usaha pernapasan meningkat, detak jantung yang cepat, dan terkejut dan pingsan.

Baca Juga: Anak Cynthia Lamusu Idap Penyakit Langka Sejak Lahir, Surya Saputra Berniat Daftarkan Kursus Anaknya

Dokter kemudian mengatakan bahwa tekanan yang ditimbulkan pada paru-parunya dengan mencoba mencapai nada tinggi ini telah menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.

"Pasien menderita kolaps paru-paru karena tekanan paru-paru tinggi yang disebabkan oleh nyanyian nada tinggi," jelasnya.

Peng Bin-fei, seorang dokter dari departemen gawat darurat di rumah sakit Nanchang mengatakan bahwa kondisi ini bisa terbukti mengancam jiwa.

Dia menambahkan, cedera ini biasa terjadi pada pria, terutama mereka yang berusia setengah baya atau lebih tua.

Baca Juga: Annisa Pohan Unggah Foto Bersama Sepiring Sajian Ini, Warganet: ' Almira Mau Punya Adek Nih'

Tak hanya itu, ia pun menyarankan bagi para penggemar karaoke untuk selalu memerhatikan durasi dan kapasitas suara.

"Lebih baik tidak bernyanyi untuk jangka waktu lebih dari dua jam," pungkasnya.

Pada penderita pneumotoraks risiko ringan, kondisi tersebut akan hilang sendiri namun harus tetap mendapat perawatan oksigen dan istirahat.

Baca Juga: Bermain dengan Seutas Tali, Bocah Laki-Laki Ini Hampir Mati Menggantung di Atas Lift

Sedangkan beberapa orang dengan paru-paru yang kolaps membutuhkan oksigen ekstra, bahkan bisa jadi disarankan untuk menjalani operasi paru-paru. (*)