Find Us On Social Media :

Jangan Anggap Remeh, 5 Hal Ini Bisa Terjadi Akibat Dehidrasi

Kurang minum dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi, itu bisa membahayakan kesehatan lebih lanjut.

GridHEALTH.id - Pernah diberitakan, seorang anak yang sedang mengikuti upacara bendera tampak kejang-kejang di tengah acara.

Baca Juga: Penderita Demam Berdarah Sering Alami Dehidrasi, Bantu Atasi Dengan Minum Air Kelapa Muda

Setelah diperiksa, dokter mengatakan anak itu dinyatakan dehidrasi, kondisi di mana tubuh kekurangan cairan, dan si anak kembali pulih usai minum tiga gelas air.Sejumlah orang menganggap remeh kurangnya cairan tubuh. Padahal, jika terjadi dehidrasi, itu bisa membahayakan kesehatan lebih lanjut.

Apalagi di musim kemarau, terik matahari yang semakin menusuk kulit menjadi pertanda bahwa musim kemarau sudah di depan mata.

Musim yang identik dengan suasana gersang ini turut meningkatkan berbagai risiko penyakit, salah satunya dehidrasi. 

Untuk diketahui, dehidrasi adalah suatu keadaan ketika tubuh kekurangan sejumlah cairan. Kondisi ini memberikan gejala yang bervariasi, di antaranya badan lemas, kesadaran menurun, mata cekung, bibir menjadi kering, tangan dan kaki jadi dingin, jantung berdebar dan jumlah urine sangat sedikit atau tidak keluar sama sekali. Pada kondisi ekstrem, dapat terjadi kejang-kejang.

Baca Juga: Wajib Tahu, Mitos Tentang Demam Berdarah Dengue yang Perlu Diluruskan

Komplikasi dehidrasi dapat terjadi karena dehidrasi itu sendiri atau karena penyakit yang membuat tubuh kehilangan cairan.

Jangan dianggap sepele, dikutip dari Medicine Net, berikut ini kondisi yang harus diwaspadai karena hal tersebut, terlebih jika dehidrasinya cukup parah.

Baca Juga: Terbangun Tengah Malam Bikin Kualitas Tidur Terganggu, Ini Cara Mencegahnya

1. Gangguan ginjal

Gangguan ginjal adalah kejadian yang dapat terjadi karena dehidrasi, namun kondisi ini bisa diobati jika diatasi sejak dini.

Ketika dehidrasi berlangsung, volume cairan dalam tubuh menurun, dan tekanan darah bisa turun. Ini dapat menurunkan aliran darah ke organ vital termasuk ginjal menurun sehingga mengganggu kinerjanya.

2. Hilang kesadaran

Menurunnya pasokan darah ke otak bisa menyebabkan seseorang mengalami kebingungan, kehilangan kesadaran, bahkan koma.

Koma adalah keadaan tidak sadar yang berkepanjangan. Koma terjadi ketika bagian otak terganggu, baik sementara atau permanen.

Baca Juga: Ternyata 10 Hal Ini Paling Dibenci Janin, Hingga Tendang Perut Ibu3. Syok

Ketika kehilangan cairan, kemampuan tubuh untuk mengirimkan oksigen ke organ-organ vital tubuh menjadi tidak memadai.

Fungsi sel dan organ dapat mulai gagal. Hal ini bisa membuat tubuh mengalami syok karena dehidrasi yang tidak tertangani.

4. Penyakit yang berhubungan dengan panas tubuh beserta komplikasinya

Pada penyakit yang berhubungan dengan panas, tubuh berupaya mendinginkan tubuh dengan berkeringat. Ini dapat menyebabkan dehidrasi dan otot dapat mengalami kejang.

Baca Juga: Tanda Tulang Lemah, Salah Satunya Kebugaran Menurun dan Cepat Lelah

Sering kali otot-otot yang sedang stres, misalnya karena berada terlalu lama di tempat yang panas, akan kejang. Pada atlet, otot kaki dapat kram karena berlari.Ketika kehilangan cairan cukup banyak, gejala-gejala yang dapat terjadi antara lain kelelahan, sakit kepala ringan, mual, dan muntah.

Jika gejalanya diketahui dan pasien tidak beranjak dari panas hingga mengalami dehidrasi, situasinya dapat berkembang menjadi heat-stroke.5. Abnormalitas elektrolit

Dalam dehidrasi, abnormalitas elektrolit dapat terjadi karena bahan kimia penting (seperti natrium, kalium, dan klorida) hilang dari tubuh melalui keringat.

Sebagai contoh, pasien dengan diare atau muntah-muntah dapat kehilangan banyak potasium. Hal tersebut bisa mengakibatkan kelemahan otot dan gangguan irama jantung.

Baca Juga: Studi: Pakai Kipas Angin Saat Udara Panas Bisa Memicu Heat StrokeProfesional tenaga kesehatan dapat memantau kadar elektrolit dengan memeriksa tes darah. Contoh gejala yang disebabkan oleh kadar elektrolit abnormal termasuk kelemahan otot karena kalium rendah, gangguan irama jantung karena kalium rendah atau tinggi, dan kejang. (*)