Lantas, apakah ada hubungan antara dehidrasi selama musim kemarau dengan kejadian stroke? Mengutip pernyataan Dokter Terawan Agus Putranto, ahli radiologi intervensi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta seperti dikutip dari detik.com, faktor dehidrasi jauh lebih jahat ketimbang kolesterol dan lemak di dalam darah yang biasanya menjadi memicu stroke.
Baca Juga: Celine Dion Kurus Kering, 5 Masalah Kesehatan Ini Menghantuinya
Menurut Terawan, pasien stroke akibat kolesterol dan lemak di darah lebih sedikit ketimbang akibat dehidrasi. Orang boleh setuju atau tidak, kata Terawan, "Tapi, kasus yang kami dalami sudah banyak. Sebab itu, jangan abaikan kecukupan minum."
Bagaimana dehidrasi bisa memicu stroke? Saat terjadi dehidrasi, aliran darah yang masuk dan keluar di otak tak seimbang.
Pembuluh darah balik dari otak menuju serambi jantung mengalami kolaps atau kempot karena kekurangan cairan.
Dalam jangka panjang, kolaps melambatkan aliran darah. Pada bayi yang ubun-ubunnya belum tertutup tengkorak, kolaps bisa ditandai dengan permukaan ubun-ubun yang cekung.
Terawan menegaskan, yang pertama kolaps adalah pembuluh darah balik di kepala, termasuk di otak, karena aliran darah menuju kepala mencapai 40%.
Baca Juga: Ternyata Jalan Kaki Lebih Bermanfaat Dibanding Lari, Ini Alasannya
Bagian tubuh lainnya hanya mendapat jatah 60% darah. Pembuluh darah yang kolaps bisa menimbulkan peradangan dan membuat penderitanya kejang-kejang. Dalam sejumlah kasus, selain kolaps, bisa pula terjadi perdarahan.