Find Us On Social Media :

Musim Kemarau Bisa Berdampak Dehidrasi, Wanita Ternyata Lebih Rentan

Wanita lebih rentan menghadapi dehidrasi akibat hormon dan lapisan lemak di tubuh.

GridHEALTH.id - National Geographic melansir sebuah penelitian yang dilakukan pakar hidrasi dunia Lawrence E. Amstrong dan pakar neuro kognisi Harris R.Lieberman.

Baca Juga: Betulkah Dehidrasi di Musim Kemarau Bisa Picu Stroke? Ini Jawaban Ahli

Isinya menyebutkan, dehidrasi 1,5% pada pria menyebabkan turunnya konsentrasi, daya ingat, kelelahan serta ketegangan.

Pada wanita, efek ini terasa ketika dehidrasi terjadi 1,3%. Kesimpulannya, kaum hawa lebih mudah mengalami dehidrasi ringan karena kurang minum daripada pria.

KOMPAS.com menyebutkan selain faktor hormonal, perbedaan pengaruh dehidrasi ini juga disebabkan karena perbedaan komposisi tubuh laki-laki dan perempuan

"Berdasarkan penelitian ini wanita lebih rentan atau lebih mudah mengalami gejala dehidrasi ringan ketika ia mulai kekurangan cairan pada tubuhnya.

 

Misalnya saja, seorang wanita makan siang tapi ia lupa minum air putih sesudahnya. Sejam kemudian, ia pasti akan mengalami ketegangan, mudah marah, dan pusing," ujar dr Saptawati Bardosono, MSc, spesialis gizi dari Universitas Indonesia, kepada Tabloid Nova.

Baca Juga: Inilah 10 Makanan yang Sangat Baik Dikonsumsi Oleh Ibu Hamil untuk Sehatkan Bayi Dalam Kandungan

Selain itu, tubuh wanita yang lebih banyak mengandung lemak daripada tubuh pria adalah penyebabnya, lantaran lemak hanya mengandung air lebih kurang 20%. 

Proses penuaan organ-organ tubuh seiring pertambahan usia turut berkontribusi terhadap semakin menurunnya kadar air di tubuh.

Baca Juga: Musim Kemarau Waspadai Demam Berdarah, Segera Bersihkan Tempat Persembunyian Nyamuk

Ditambah malas minum air putih karena berbagai alasan, salah satunya kesibukan mengurus rumah tangga dan anak, dehidrasi pun tidak terelakkan, malah bisa semakin berat.

Oleh karena itu, seperti disampaikan oleh Saptawati kepada KlikDokter, masyarakat sebaiknya mewaspadai tanda-tanda dehidrasi baik ringan maupun yang berat.

Tanda dehidrasi ringan/sedang adalah mulut kering dan lengket, mengantuk, lelah, haus, urinenya sedikit, airmata kering, otot lemah, sakit kepala serta pusing atau silau jika melihat matahari.

 

Sedangkan tanda dehidrasi berat adalah haus berat, sangat mengantuk dan kebingungan, tidak berkeringat, urine tidak ada dan berwarna gelap, mata cekung, menggigil, kulit kering, tekanan darah rendah, nadi cepat serta kesadaran menurun.

Salah satu cara untuk mengetahui status dehidrasi seseorang dengan cara PURI (pemeriksaan urine sendiri), dengan melihat grafik warna urine.

Baca Juga: Sedang Tren Meski Kontroversial, Darah Donor Untuk Suntik Awet Muda

Grafik warna urine menampilkan delapan tingkatan warna air seni, mulai dari warna yang hampir jernih hingga kuning pekat. Warna air seni 1-3 berarti terhidrasi dengan baik, warna 4-5 berarti kurang terhidrasi dengan baik, dan 7-8 berarti mengalami kekurangan cairan.

Namun, perlu diketahui, warna air seni yang keluar juga dipengaruhi oleh asupan makanan. Jika mengonsumsi vitamin B kompleks atau multivitamin air seni pasti akan berwarna lebih pekat.

Baca Juga: Kasus Gunung Kidul, DBD Juga Bisa Meningkat di Musim Kemarau

"Jika warnanya ada pada nomor 1-3 itu berarti kebutuhan air dalam tubuh masih tercukupi, tetapi jika warnanya berada di nomor 4 tandanya anda mengalami dehidrasi ringan dan harus waspada," kata dr. Rachmi Untoro, MPH dari Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PGMI) seperti dikutip dari Beritagar.com.(*)