Find Us On Social Media :

Sejarah Kelam Kabut Asap Indonesia, Risiko Kesehatan Ini Harus Dihadapi dan Bertambah Penderitanya Setiap Tahun

Kondisi Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, diselimuti kabut asap

Infeksi Saluran Pernafasan Atas/akut (ISPA)  

ISPA sejatinya disebabkan oleh infeksi virus, bukan oleh kabut asap.

Akan tapi polusi udara parah karena kebakaran hutan hingga timbul bencana kabut asap di Riau dan Kalimantan, ditambah dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh bisa mengakibatkan gangguan pernafasan alias mempermudah terjadinya ISPA.

Hal ini terjadi karena kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.

Baca Juga: Setahun Sekali ke Singapura Untuk Medical Check Up, Raditya Dika Beberkan Penyakit Autoimun: 'Tidak Dapat Dijelaskanlah Kalau Stres'

Asma

Selain genetik, penyakit asma juga disebabkan oleh buruknya kualitas udara.

Kabut asap yang saat ini merajalela membawa partikel berukuran kecil yang masuk melalui saluran pernafasan dan menyebabkan gangguan layaknya asap rokok.

Mereka yang mengidap asma, terutama anak-anak, adalah kelompok paling rentan terhadap ancaman kabut asap.

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

PPOK menggabungkan berbagai penyakit pernafasan semisal bronkitis.

Menurut Yayasan Paru-paru Kanada, kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan bisa berakibat fatal pada penderita PPOK, karena mengurangi/memperburuk kinerja paru-paru.