GridHEALTH.id - Kalau pernah menyaksikan film Pretty Woman, tentu masih ingat adegan Julia Robert dan Richard Gere berendam di bathtub supermewah.
Kaki Julia yang jenjang melingkar di tubuh Richard sambil menyabuni dada bidangnya.
Adegan selanjutnya? Silahkan tonton film fenomenal dimasa tersebut.
Sepertinya seru ya bercinta dalam air. Ada sensasi berbeda yang tidak didapat ketika bercinta di tempat-tempat "biasa".
"Selama dilakukan dengan wajar, hubungan seksual dalam air bisa dijadikan variasi," papar Dr. Ferryal Loetan, ASC&T, SpRM, M.Kes (MMR).
Menjadi tidak wajar, lanjutnya, bila terlalu banyak "jurus akrobatik" yang digunakan selama bercinta.
Berhubungan seksual dalam bathtub seperti di film tersebut, bila tidak hati-hati, mungkin membuahkan kecelakaan-kecelakaan kecil, seperti terpeleset dan kepala kejedut.
Apalagi kalau bathtub yang dipakai berukuran terlalu kecil, salah-salah bukan adegan romantis yang didapat tapi malah perasaan kesal yang muncul gara-gara kecelakaan-kecelakaan kecil tadi.
Ditilik secara medis hubungan seksual yang dilakukan di air aman-aman saja.
"Apalagi secara alami vagina dapat memproteksi kuman yang ada dalam air agar tidak terbawa masuk," kata dokter rehabilitasi medik dan konsultan seksologi yang berpraktik di RS Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur ini.
Justru air secara tidak langsung akan bermanfaat untuk membersihkan tubuh, termasuk organ intim.
"Malah bagus kan, tubuh jadi bersih sebelum dan sesudah berhubungan seksual," ungkap Ferryal.
Sayangnya, selama ini ada persepsi yang kurang tepat tentang dampak buruk dari aktivitas seksual dalam air. Yang dimaksud adalah kemungkinan terjadinya emboli alias sumbatan dalam pembuluh darah.
"Itu tidak benar," tukas Ferryal, "emboli akan mungkin terjadi bila hubungan seksual dilakukan saat wanita sedang menstruasi karena saat itu mulut rahim dalam keadaan terbuka."
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar