Find Us On Social Media :

Dua Hingga Tiga Persen Penduduk Indonesia Derita Psoriasis, Betulkah Belum Ada Obatnya?

Banyak penduduk belum sadar tentang penyakit kulit psoriasis yang belum ada obatnya.

 

GridHEALTH.id - Psoriasis merupakan penyakit menahun akibat gangguan kekebalan tubuh atau autoimun, yakni terjadinya penebalan kulit di berbagai tempat di tubuh seperti muka dan kulit kepala dan sel-sel kulit mati diproduksi secara berlebih.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Kulit Psoriasis, Tidak Menular Tapi Bikin Penderitanya Galau

Menurut Ketua Kelompok Studi Psoriasis Indonesia (KSPI) dr. Endi Novianto, SpKK, FINSDV, FAADV seperti dikutip dari Tirto.id, psoriasis bukanlah sejenis penyakit yang disebabkan virus melainkan akibat faktor genetik dan gangguan autoimun , sehingga permukaan kulit tampak berwarna kemerahan dan bersisik.

Penyebab penyakit psoriasis sampai sekarang belum diketahui secara persis. Namun diduga terjadi pelepasan substansi-substansi kekebalan tubuh sebagai akibat peningkatan aktivitas sel- sel imun pada kulit yang merangsang produksi dari sisik.

Endi menyebutkan ada beberapa faktor pemicu psoriasis (penyakit auto-imun yang terjadi akibat sistem imun yang menyerang sel sehat dalam tubuh).

“Faktor pemicu tersebut di antaranya adalah stres psikis dan fisik. Ada pula karena obat-obatan seperti obat darah tinggi atau obat anti nyeri piroxicam.

Infeksi tersembunyi juga tidak disadari menjadi penyebab psoriasis. Misalnya, gigi berlubang menjadi tempat berkumpulnya kuman. Keputihan juga dapat memunculkan kekambuhan psoriasis,” Endi menjabarkan.

Baca Juga: Pukul 12 Siang Langit Jambi Menjadi Merah, Inilah Racun Kimia Asap Karhutla yang Sedang Terjadi di Sumatera

Endi selanjutnya mengatakan, masyarakat perlu meningkatkan perhatian terhadap penyakit ini karena sekitar dua hingga tiga persen warga Indonesia diduga menderita penyakit ini.

Ia juga mengingatkan gaya hidup seperti merokok, mengonsumsi makanan mengandung lemak tinggi atau alkohol juga memicu kambuhnya psoriasis.

Baca Juga: Panu Dapat Diobati Dengan Obat dan Perubahan Gaya Hidup, Ini yang Disarankan Dokter

“Di dalam sel pasien memang ada sesuatu yang salah. Gen-nya berubah dan tidak seperti orang-orang pada umumnya. Penyakit ini akan hilang timbul,” ucap Kepala Divisi Alergi Imunologi Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI/RSCM itu.

Ciri-ciri psoriasis adalah keadaan merah bersisik tebal dan melebar pada kulit kepala. Terdapat juga di siku, lutut, dan bokong karena tempat itu adalah lokasi yang gampang trauma.”

Psoriasis dapat ditemukan di kuku. “Kerusakan kuku banyak yang mengira itu jamur. Tapi, bila diperhatikan itu akan muncul lubang-lubang pada kuku. Dapat disertai bengkak sendi,” imbuh Endi.

Selama ini disebut-sebut psoriasis belum ada obatnya. Namun harapan baru muncul ketika penelitian Rieder SA dkk yang diterbitkan tahun 2010 menyatakan psoriasis mungkin dapat disembuhkan dengan cannabinoid.

Ini adalah senyawa dari tanaman Cannabis/ganja ini memberikan efek antiinflamasi (peradangan) dan imunosupresif (menekan sistem imun) pada tubuh.

Baca Juga: Hipertensi Dinobatkan Sebagai 'The Silent Killer', Ini Dia Pilihan Olahraga yang Cocok Untuk Penderitanya

Cara kerjanya menghambat proliferasi keratinosit, yakni pembelahan sel aktif pada sel epidermis utama. Ia meredakan peradangan dan potensial untuk pengobatan psoriasis.

Selain psoriasis, cannabinoid juga berperan sebagai imunosupresif dan antiinflamasi untuk multiple sclerosis, diabetes, rheumatoid arthritis, dan alergi asma.

Baca Juga: Inilah Daftar Makanan Minuman Enak Disukai Anak Tapi Bisa Membuatnya Bodoh dan Sakit-sakitan

Terapi psoriasis yang lain misalnya dengan salep oles (topical), obat telan (sistemik), maupun penyinaran menggunakan sinar UVA & B.

Namun, hanya ada beberapa rumah sakit di Indonesia yang menyediakan pengobatan melalui penyinaran UVA & B karena biaya yang besar. Pilihan terapi lain adalah menggunakan monoclonal antibody dengan terapi secukinumab.

Terapi secukinumab dianggap relatif manjur dibandingkan dengan metode lain. Uji klinis pada 2016 dilakukan kepada dua kelompok pasien psoriasis sejumlah 898 orang. Kelompok pertama sebanyak 572 orang diterapi dengan secukinumab.

Sisanya sebanyak 326 diberi obat perawatan etanercept. Selama 52 minggu hasil uji klinik menyimpulkan secukinumab lebih efektif dari etanercept dalam meringankan psoriasis.

Baca Juga: Studi: Faktor Genetik Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Kulit Sebanyak 74 Persen

Namun, semua pengobatan tersebut sifatnya hanya membantu meredakan gejala penyakit dan tidak menyembuhkannya. Sewaktu-waktu penyakit ini dapat timbul kembali. (*)