GridHEALTH.id – Pada beberapa orang, sebagian punggung tampak lebih menonjol atau pundak terlihat tidak seimbang. Bisa jadi orang tersebut memiliki skoliosis, kelainan di mana tulang punggung melengkung menyerupai huruf C atau S.
Menurut American Association of Neurological Surgeons, skoliosis adalah kelengkungan lateral tulang belakang yang abnormal. Kondisi ini paling sering didiagnosis di usia kanak-kanak dan remaja, terutama di usia sepuluh hingga lima belas tahun.
Tulang belakang normal manusia dicirikan oleh lengkungan di bagian atas bahu dan lengkungan di punggung bawah. Tapi, jika tulang belakang melengkung dalam bentuk S atau C atau dari satu sisi ke sisi yang lain, kemungkinan orang tersebut mengalami skoliosis.
Biasanya pada awalnya, lengkungan abnormal ini tidak mempengaruhi kesehatan atau penampilan. Tetapi jika terus memburuk, bertambah melengkung, dapat menyebabkan sakit punggung dan masalah kesehatan lainnya. Misalnya masalah pernapasan.
Ada beberapa faktor yang bisa menjadi kemungkinan penyebab skoliosis seperti gen spesifik yang berkaitan dengan scoliosis, kondisi neuromuskular, skoliosis kongenital, perbedaan panjang tungkai kaki, osteoporosis dan syndromic scoliosis.
Penyebab skoliosis lainnya termasuk kebiasaan sehari-hari. Misanyal membawa ransel dan tas yang berat di salah satu pundak saja, abnormalitas jaringan ikat, postur yang buruk, atau cara duduk yang keliru.
Baca Juga: Menderita Osteoporosis Bisakah Disembuhkan? Ini Jawaban Dokter
Tanda-tanda skoliosis di usia dini tidak selalu disadari oleh si anak. Namun gejalanya bisa dikenali melalui beberapa hal.
Seperti tinggi kedua pundak berbeda, posisi kepala tidak terlihat pas di tengah badan, sebelah tulang rusuk atau salah satu pinggul tampak lebih menonjol
Baca Juga: Alasan Tubuh Boleh Gemuk Tapi Perut Harus Rata, Bisa Terhindar Kanker
Lalu saat berdiri, lengan tidak menggantung lurus di samping tubuh. Saat membungkuk, kedua sisi punggung tampak tidak seimbang.
Itulah beberapa tanda umum skoliosis yang bisa dikenali secara visual. Di usia kanak-kanak dan remaja biasanya mereka belum merasakan sakit akibat skoliosis.
Pada orang dewasa, gejala yang ditunjukkan tidak terlalu berbeda jika dibandingkan anak-anak. Namun penderita skoliosis dewasa biasanya sudah mulai merasakan sakit.
Gejala yang biasanya tampak dan dirasakan adalah pinggul dan bahu tidak rata, masalah saat berjalan, terdapat benjolan di punggung bawah, mati rasa, dan lemas atau nyeri pada kaki
Penderita juga merasa lelah, sesak napas, tinggi badan berkurang, sulit berdiri tegak dan cepat merasa kekenyangan karena tulang belakang menekan perut.
Baca Juga: Fakta, Gangguan Mata Bisa Dicegah Dengan Makan 1 Jeruk Setiap Hari
Diketahui, orang dewasa yang mengalami skoliosis sejak kecil cenderung memiliki nyeri punggung kronis.
Selain itu, jika skoliosis parah, tulang rusuk menekan paru-paru dan jantung, membuatnya lebih sulit untuk bernapas. Jantung juga kesulitan untuk memompa darah.
Baca Juga: Flek Hitam di Wajah Membandel? Ini Solusi Mudah untuk Menghilangkannya
Lebih jauh, penampilan tubuh mulai berubah tidak proporsional. Pinggul jadi tidak rata, tulang iga yang menonjol, dan tulang pinggang bergeser ke samping.
Oleh sebab itu masalah skoliosis ini tak boleh diabaikan. Cara terbaik untuk mengetahui jika benar-benar menderita skoliosis atau tidak adalah dengan memeriksakan diri ke dokter.
Jika pasien masih dalam usia pertumbuhan dan lengkungan tulang belakang berkisar antara 25 dan 40 derajat, biasanya dilakukan pemasangan kerangka (brace) untuk melatih posturnya.
Kerangka ini umumnya dipasang sepanjang hari agar pasien bisa membiasakan diri dengan sikap tubuh yang bagus.
Baca Juga: Kuku Tangan dan Kaki Menghitam Hanya Di Ujung Jari, Ini Penyebabnya
Jika kemiringan tulang belakang melebihi 40 derajat dan terus memburuk, dokter spesialis bedah tulang akan menyarankan operasi. (*)