Find Us On Social Media :

Musim Hujan Waspadai Ancaman Tifus yang Menyerang 30 Juta Orang Setiap Tahun

GridHEALTH.id - Tifus (tipes) atau demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhii.

Baca Juga: Benarkah Kapsul Cacing Dapat Sembuhkan Sakit Tifus? Ini Kata Pakar

Tifus dapat menular dengan cepat, umumnya melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi tinja yang mengandung bakteri Salmonella typhii.

Pada kasus yang jarang terjadi, penularan tifus dapat terjadi karena terpapar urine yang sudah terinfeksi bakteri Salmonella typhii.

Para ahli memperingatkan bahwa bakteri tifus yang mematikan dapat menimbulkan ancaman global - setelah menyebar melalui Asia dan Afrika.

Gejala tifus umumnya berkembang satu sampai tiga minggu setelah paparan, dan bisa menjadi ringan atau bahkan berat.

Gejalanya termasuk demamn tinggi, sakit kepala, sembelit atau diare, bintik merah di dada, dan pembesaran limpa dan hati.

Baca Juga: Di Saat Mengalami Diare, Sebaiknya Hindari 4 Jenis Makanan Ini

"Tifus menyerang sekitar 30 juta orang setiap tahun dan pengawasan global pada skala ini sangat penting untuk mengatasi semakin meningkatnya ancaman kesehatan yang disebabkan oleh obat resisten tifus di banyak negara berkembang di seluruh dunia," ungkap WHO seperti dilansir National Health Institute di London.

Menurut para ahli, vaksinasi tifus tidak tersedia secara luas di negara-negara berkembang, yang umumnya hanya mengandalkan obat anti-mikroba untuk mengendalikan penyakit tersebut.

Baca Juga: Kabar Syahrini Keguguran, Ini Tanda-tandanya Bila Wanita Hamil Kehilangan Janin

Salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini, Dr Stephen Baker, dari Hospital for Tropical Diseases, unit penelitian klinis Oxford University di  Ho Chi Minh, Vietnam mengatakan berikut.

"Hasil ini memperkuat pesan bahwa bakteri tidak mematuhi batas internasional dan setiap upaya untuk mencegah penyebaran resistensi antimikroba harus terkoordinasi secara global. 

Hampir 100.000 penduduk Indonesia terjangkit penyakit tifus tiap tahunnya. Oleh sebab itu, penyakit tifus dinyatakan sebagai penyakit endemik dan masalah kesehatan serius di dalam negeri.

Sanitasi yang buruk dan keterbatasan akses air bersih, dipercaya jadi penyebab utama berkembangnya penyakit tifus.

Selain itu, anak-anak lebih sering terserang tifus karena belum sempurnanya sistem kekebalan tubuh.

Baca Juga: Cukup Segelas Air Garam Untuk Atasi Gejala Influenza, Begini Caranya

Jika tidak segera ditangani dengan baik, diperkirakan tiap satu dari lima orang akan meninggal karena tifus. Selain itu, tifus juga berisiko menimbulkan komplikasi.

Penanganan penyakit tifus adalah melalui pemberian obat antibiotik. Pengobatan bisa dilakukan di rumah atau perlu dilakukan di rumah sakit, akan bergantung pada tingkat keparahan penyakit.

Baca Juga: Bisa Sembuhkan Stroke Sampai Dipecat IDI, Inilah Sosok Dokter Yang Menangani Wiranto Pasca Penusukan

Di Indonesia, vaksin tifoid yang diberikan untuk mencegah tifus termasuk imunisasi yang dianjurkan oleh pemerintah, namun belum termasuk ke dalam kategori wajib.

Vaksin tifoid diberikan kepada anak-anak berusia lebih dari 2 tahun, dan diulang tiap tiga tahun.

Seperti vaksin-vaksin lainnya, vaksin tifoid tidak menjamin perlindungan 100 persen terhadap infeksi tifus.

Anak yang sudah diimunisasi tifoid pun tetap dapat terinfeksi, namun tingkat infeksinya tidak seberat pada pasien yang belum mendapat vaksin tifoid.

Vaksinasi juga sangat dianjurkan bagi orang yang ingin bekerja atau bepergian ke daerah yang banyak kasus penyebaran tifus.

Baca Juga: Ingin Wajah Tampak 10 Tahun Lebih Muda? Yuk Lakukan 4 Hal Ini Sebelum Tidur

Tindakan pencegahan lain yang perlu dilakukan adalah memerhatikan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi, misalnya dengan menghindari makan di tempat terbuka yang mudah terpapar bakteri. (*)