Selain kelahiran prematur, ibu hamil kemungkinan besar akan mengalami risiko seperti kontraksi uterus prematur, solusio plasenta, dan pecah ketuban dini. Penanganan medis sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Bila merasakan gejala-gejala yang disebut di atas, ibu hamil wajib mengungkapkan gejala yang dialami kepada dokter sehingga diagnosisnya juga tepat sehingga bisa menyelamatkan kesehatan janin dan ibunya.
Berita baiknya lagi, belum ada kasus yang membuktikan bahwa hepatitis A bisa menyebabkan kematian baik bagi janin maupun ibu hamil.
Dalam kondisi ini, janin tidak akan tertular dari ibu yang terjangkit virus hepatitis A. Maka dari itu, penting bagi ibu hamil mengetahui cara mencegahnya.
Ibu hamil perlu mencuci tangan setelah memegang makanan atau sesuatu yang kotor. Jangan lupa membersihkan toilet di rumah dan membuat lingkungan yang sehat di lingkungan rumah dan sekitarnya.
Pastikan calon ibu mendapatkan vaksin hepatitis sebelum hamil agar terhindar dari penyakit ini. (*)