Find Us On Social Media :

Studi: Di Indonesia, Risiko Anak Meninggal di Usia Balita Masih Cukup Tinggi

Kematian balita di Indonesia masih cukup tinggi.

GridHEALTH.id - Sebuah Studi terbaru yang belum pernah dilakukan sebelumnya, memetakan kematian di usia anak-anak, menunjukkan bahwa dalam dua dekade terakhir, angka kematian Balita, bervariasi hingga tujuh kali lipat di antara sejumlah kabupaten di Indonesia.

Baca Juga: Berita Kesehatan Popular: Kebiasaan yang Bisa Menyebabkan Kematian Mendadak, Salah Satu Artis Senior Terkaya Diperiksa di Rumah Sakit Hingga 7 Jam

Studi ini menunjukkan bahwa di Indonesia, 109.446 anak-anak meninggal dunia pada usia Balita di tahun 2017, dibandingkan di tahun 2000 yang tercatat sebanyak 261.263 anak-anak.

Di setiap pulau-pulau besar yang (gugus pulau) di propinsi-propinsi yang terdapat di Indonesia Timur, terdapat perbedaan yang mencolok antara rasio tertinggi dari kematian anak dan rasio terendah kematian.

Cacat paska-kelahiran merupakan penyebab terbesar kematian balita antara tahun 2000 dan 2017, menurut laporan Global Burden of Disease, tetapi angka keseluruhan dari kematian yang disebabkan oleh cacat paska-lahir ini, tercatat separuhnya selama periode dari Studi ini. 

“Laporan Demographic Health Survey 2017 di Indonesia juga memperlihatkan situasi yang hampir mirip di mana dalam lima tahun terakhir, 75% kematian anak usia balita terjadi ketika anak-anak tersebut belum berusia satu tahun, dan 63% dari kematian bayi terjadi ketika mereka baru menjalani bulan pertama setelah kelahiran.

Angka-angka tersebut bervariasi di antara berbagai propinsi di Indonesia, di mana propinsi-propinsi di wilayah Indonesia Timur memperlihatkan rasio yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia.

Baca Juga: Jangan Minder Saat Harus Menjalani Persalinan Sesar, Pengorbanannya Tiada Tara, yang Melakukannya adalah Wanita Hebat!

Oleh sebab itu, prioritas dari program kesehatan perlu diarahkan untuk mengurangi kematian paska kelahiran, yang akan mempengaruhi kematian pada usia bayi serta usia balita, serta memperbaiki kesenjangan rasio antar propinsi,” ungkap Dr. Soewarta Kosen, peneliti dari Indonesia yang tergabung dalam kelompok studi ini.