Find Us On Social Media :

Studi: Di Indonesia, Risiko Anak Meninggal di Usia Balita Masih Cukup Tinggi

Kematian balita di Indonesia masih cukup tinggi.

Sebagian besar dari 17.554 kabupaten di 99 negara yang diteliti menunjukkan adanya perbaikan dalam upaya mengurangi angka kematian pada anak-anak, tetapi tingkat kesenjangan antar kabupaten juga lebih bervariasi selama periode yang diteliti oleh penelitian ini.

Baca Juga: Akibat Kurangnya Pemahaman Medis, Donor Mata di Indonesia Masih Dianggap Tabu

Meskipun tercatat perbaikan secara besar-besaran dalam mengurangi kematian pada anak-anak selama 20 tahun terakhir, rasio kematian tertinggi pada tahun 2017 sebagian besar masih terpusat di wilayah-wilayah yang juga menunjukkan rasio tertinggi di tahun 2000.

“Sangat tidak bisa diterima dan juga tragis rasanya jika kita perhatikan, bahwa rata-rata, hampir 15.000 balita meninggal setiap hari,” ungkap Dr. Simon I. Hay, penulis senior dalam Studi ini, yang juga bertindak sebagai Direktur dari Local Burden of Disease (LBD) - group di IHME.

“Mengapa sejumlah daerah memperlihatkan kondisi yang baik, sementara di daerah lain masih sangat memprihatinkan? Untuk mencatat kemajuan, kita perlu memampukan intervensi yang tepat untuk mencapai target secara akurat.

Seperti kegiatan vaksinasi, Temuan-temuan kami menyediakan sebuah platform bagi para menteri kesehatan di setiap negara, kalangan medis dan klinis, serta pejabat lainnya untuk membuat perbaikan-perbaikan yang focus dalam sistem-sistem kesehatan mereka," kata Hay panjang lebar.

Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Di Musim Hujan Risiko Hepatitis A meningkat

Studi ini, didanai oleh Bill & Melinda Gates Foundation, memperlihatkan kesuksesan di sejumlah area di mana strateginya dapat dicontoh dan diberlakukan di dalam masing-masing negara, menurut Dr. Hay. (*)