Menurut Widyawati salah satu pencegahan penularan HIV/AIDS yang terus dijalankan adalah dari edukasi tenaga medis. Para tenaga medis harus terus diedukasi soal deteksi dini HIV/AIDS.
"Yang tertular justru mereka yang tidak tahu apa-apa, akibat perilaku orang di sekitar pergaulan. Tenaga kesehatan juga harus diedukasi agar mengenakan perlengkapan saat menangani penderita HIV. Termasuk peningkatan pelayanan deteksi dini HIV/AIDS bagi ibu hamil untuk menekan penularan kepada anak-anak," kata Widyawati.
Jika pencegahan tidak dilakukan melalui ibu hamil dan kelompok masyarakat usia 15-24 tahun, maka mereka akan menjadi penyumbang tetap penularan HIV/AIDS.
Selain itu, pencegahan HIV/AIDS juga menggunakan kondom, mengedukasi pelajar dan lingkungan sekitar, tidang berganti pasangan, tidak melakukan seks bebas, melakukan vaksin hepatitis A dan hepatitis B, serta melakukan tes secara teratur sangat baik untuk melindungi diri dari HIV.
Ketua Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa Barat, Imam Teja Rachmana mengungkapkan 90% pengidap HIV/AIDS berada di kisaran usia produktif antara 15-49 tahun. Di mana 30% di antaranya berada pada usia 15-24 tahun.
"Sekitar 90%penularan HIV melalui seksual. Ini sudah menyapa anak SMP, SMA dan perguruan tinggi," kata Imam.
"Kami mengajak seluruh insan kesehatan Kabupaten Bogor untuk bersinergi dengan kami dalam mencegah dan memberantas kasus HIV/AIDS. Melalui layanan eliminasi HIV/AIDS, terutama kepada usia remaja dan ibu hamil," tambahnya.