GridHEALTH.id - Hari ini, harian The Star yang terbit di Malaysia mengutip studi dari Unicef, yang menyebut bahwa mi instant sebabkan 40% anak-anak di Asia mengalami malnutrisi.
Baca Juga: Bisa Dicoba, 3 Tips Ini Ternyata Bisa Bikin Mi Instan Jadi Lebih Sehat
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup. Malnutrisi dapat juga disebut keadaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan di antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan.
Terjadinya malnutrisi akibat mi instan tersebut terjadi di negara-negara Asia seperti Indonesia, Malaysia dan Filipina.
The Star melaporkan kebanyakan orangtua terpaksa memberikan makan mi instan kepada anak-anaknya karena mereka tidak punya cukup waktu, uang atau kesadaran tinggi soal kesehatan anak.
"Makanan murah yang hanya mengisi perut tanpa nutrisi seperti mi instan telah menyebabkan jutaan anak menjadi kurus dan kelebihan berat badan di Asia Tenggara," ujar Prof dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH, pengamat gizi keluarga sekaligus Ketua Assosiasi Ekonomi Kesehatan Indonesia (InaHEA), seperti dikutip dari detik.com
Ya, mi instan memang jadi menu populer. Lihatlah laporan World Instan Noodles Association pada Mei silam. Dalam setahun, penduduk Bumi menghabiskan 102,7 miliar bungkus mi instan.
Baca Juga: Jika Tendangan Bayi di Kehamilan 20, 34 dan 37 Minggu Kuat dan Sering, Artinya Ibu Hamil Baby Boy
Indonesia menjadi negara ke dua paling banyak mengonsumsi mi instan dalam setahun, yaitu 13,4 miliar bungkus.
Indonesia berada di bawah China yang menghabiskan 44,4 miliar bungkus pertahun. Di bawah Indonesia ada Jepang, India, Vietnam, dan Amerika Serikat.
Baca Juga: Terungkap, 5 Daerah di Indonesia dengan Penderita HIV/AIDS Tertinggi
Kesimpulannya, 40% dari total 38 juta ada sekitar 15,2 juta yang mana total tersebut merupakan jumlah anak di bawah usia 5 tahun yang mengalami malnutrisi.
Banyak ulasan menyebut jika terlalu banyak mengonsumsi mi instan buruk untuk kesehatan. Mi instan dituding sebagai pemicu kanker, tekanan darah tinggi, meningkatkan kadar kolesterol, dan sebagainya.
Menurut data UNICEF, di Indonesia sendiri terdapat 24,4 juta anak di bawah lima tahun, sementara di Malaysia memiliki 2,6 juta dan Filipina 11 juta.
Banyak orangtua yang masih sering memberi mi instan pada anak-anaknya tanpa memikirkan efek jangka panjang yang akan dialami oleh si anak.
Baca Juga: Studi: Di Indonesia, Risiko Anak Meninggal di Usia Balita Masih Cukup Tinggi
Lebih lanjut, Hasbullah juga mengatakan bahwa orang tua hanya mementingkan perut anak-anaknya yang sudah terisi tanpa memikirkan asupan penting dan memadai untuk tumbuh kembang anak. Karena pada dasarnya mi instan tidak mengandung paket nutrisi secara komplet.
Gangguan kesehatan karena kebanyakan makan mi instan bukan hanya terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun saja.
Orang dewasa juga pernah mengalami hingga sampai dilarikan ke rumah sakit. Parahnya lagi ada yang sampai meregang nyawa karena kebiasaanya makan mi yang dilakukan setiap malam.
Baca Juga: Ibu Hamil Terjangkit Hepatitis A, Berisiko Lahirkan Bayi Prematur
Namun, Presiden Masyarakat Gizi Malaysia, Dr Tee E Siong, punya tips khusus bagaimana mengonsumsi mie instan dengan sehat.
“ Banyak orang berpikir makan mie instan adalah beracun dan bahaya, tapi ini tidaklah benar. Beberapa orang berlebihan dan menyalahgunakan ini. Ini bukan berarti makan mie instan lima kali sehari,” ujar Siong, sebagaimana dikutip GridHEALTH,id dari The Straits Times (05/10).
Menurut Siong makan mi instan sama dengan mengonsumsi roti. Mi instan kaya akan karbohidrat, lemak, sedikit protein, serat, mineral, dan vitamin, sehingga harus dikonsumsi dengan menu lainnya.
Lantas bagaimana membuat mie instan yang sehat? Menurut Siong, “ Jangan menambahkan semua bumbunya.” Ya, jangan menuang semua bumbu ke dalam mi instan. Secukupnya saja!
Selain itu, juga tambahkan bahan lain ke dalam menu mi instan. Sehingga dalam sekejap, mie instan dapat menjadi menu sehat. “ Untuk membuatnya bergizi seimbang, tambahkan sayuran segar, telur, ayam atau daging cincang.”
Baca Juga: Mata Juling, Bisakah Disembuhkan? Simak Penjelasan Dokter Mata
“ Kita perlu asupan gizi sepanjang hari. Berapa banyak Anda makan, bagaimana Anda makan, dan bagaimana makanan itu dimasak menjadi hal penting,” tambah Siong.
Dengan demikian setidaknya mi instan yang kita konsumsi akan punya gizi lebih jika dibandingkan kita hanya merebus dan langsung memakannya tanpa menambah bahan lain.
Baca Juga: Gatal dan Muntah Akibat Susu Sapi, Kenali Gejala dan Cara Mengatasi Alergi pada Anak
Tapi ingat, sekali lagi jangan terlalu sering mengonsumsinya. Sebab, apa pun yang berlebihan pasti tidak baik. (*)