Find Us On Social Media :

Berita Kesehatan Popular: Dokter Terawan Akhirnya Menjadi Menteri Walau Pernah Dipecat IDI, Novel Baswedan Kasusnya Diduga Rekayasa, KPK Terus Mendukungnya

Novel Baswedan dan dokter Terawan

GridHEALTH.id – Di era kabinet pemerintahaan Presiden Jokowi jilid dua sekarang ini, ada dua berita yang selalu menjadi popular dan trending topik.

Keduanya berkaitan dengan kesehatan dan bersinggungan kuat dengan politik.

Baca Juga: Vaksin MMR Perlu Untuk Pria, Cegah Ortitis Akibat Gondongan

Pertama, pengangkatan dokter Terawan menjadi Menteri Kesehatan. Sebab sebelumnya dokter militer dan Keprisidenan ini pernah di pecat IDI.

Pemecatan dokter Terawan dari keanggotan IDI ini dikarenakan metode cuci otak.

Metode cuci otak dr Terawan ini dilakukan menggunakan alat DSA (Digital Substraction Angioraphy), yakni alat untuk memperlihatkan gambar dari pembuluh darah.

Untuk melihat jelas pembuluh darah disertai dengan penyemprotan cairan kontras, supaya aliran darah di area kepala pasien bisa terlihat dengan baik, apakah ada sumbatan atau tidak.

Dalam metode terapi cuci otak dr Terawan, cairan heparin di masukan ke dalam pembuluh darah yang sudah terlihat setelah dimasukkan cairan kontras.

Baca Juga: Blau Dipercaya Dapat Mengobati Gondongan? Eits, Begini Faktanya

Cairan heparin tersebut dimasukan untuk membuka jalur di pembuluh darah otak yang tersumbat.

"Ada banyak pasien yang merasa sembuh atau diringankan oleh terapi cuci otak itu," kata Terawan dikutip dari Kompas.com (24/10/2019).

Tapi metode cuci otaknya itu membuat Majelis Kehormatan Etik Kedokteran memberi rekomendasi sanksi atas pelanggaran etik berat yang dilakukan dokter Terawan.

Saat itu, Terawan dianggap melanggar Pasal 4 dan Pasal 6 Kode Etik Kedokteran Indonesia sehingga ia diberhentikan sementara alias ‘dipecat’ dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Setelah menjadi Menteri Kesehatan, kurang lebih setelah dua minggu menjabat, dokter Terawan kena semprot seorang wanita berkerudung hijau di DPR.

Baca Juga: Jus Buah Miliki Manfaat Kesehatan, Tapi Penderita Gondongan Dilarang Meminumnya

Wanita tersebut adalah Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Mafiroh.

Dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Menteri Kesehatan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, pada Rabu (6/11/2019), dirinya langsung menyuarakan kekesalan dirinya juga rakyat yang diwakilinya.

Saat membahas tentang BPJS yang tak ada henti-hentinya menui kritik, dan dicap tak memihak rakyat, Nihayatul Mafiroh dengan lantang mengatakan jika rapat yang digelar saat itu tidak memiliki harga sama sekali.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Mafiroh saat rapat kerja bersama Menteri Kesehatan dan BPJS, Rabu (6/11/19).

"Saya merasa rapat komisi sembilan ini tidak memiliki harga sama sekali,karena seluruh keputusan-keputusan, sudah tidak dijalankan sama sekali," kata Nihayatul.

Baca Juga: Sama-sama Bengkak di Leher, Ini Bedanya Penyakit Gondongan dan Gondok

Anggota Fraksi dari Partai Kebangkitan Bangsa tersebut, mengatakan hasil rapat tersebut seharusnya sudah jelas. BPJS kelas 3 tidak dinaikan.

"Tanggal 2 september dan bu Dewi Asmara yang memimpin. Disitu jelas-jelas tertulis, bahwa kelas tiga tidak dinaikan, tapi ternyata tetap dinaikan, lalu harga diri kita ini apa," ungkap Nihayatul.

Setelah kejadian tersebut belum ada informasi dan kabar lebih lanjut, apa yang akan ditempuh dan dilakukan dokter Terawan.

Kedua, mengenai kasus penyiraman air keras pada wajah Novel Basewdan yang menimbulkan kecacatan fisik pada matanya.

Mengenai kasus penyiraman air keras pada Novel Baswedan yang belum juga usai ini, sebagian publik ada yang meragukan kebenarannya.

Melalui akun Twitter resminya KPK kemudian menyanggah hal tersebut.

Baca Juga: Di JawaTimur Seorang Wanita Sukses Halau Pelaku Pelecehan Seksual dengan Handphone, si Pria Kabur Tunggang Langgang

"Agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar, maka KPK perlu menyampaikan kondisi terkini kesehatan mata Novel pasca penyiraman air keras," tulis cuitan KPK, Selasa (5/11/2019).

Dalam beberapa cuitannya KPK menjelaskan ihwal Novel mulai dirawat di Singapura National Eye Center, yakni pada 12 April 2017.

"Melalui serangkaian perawatan, tim dokter berhasil membersihkan luka bakar di wajah dan membersihkan residu air keras di saluran pernapasan karena terdapat luka bakar di rongga hidung. Proses penyembuhan area luar ini cenderung lebih cepat karena kemampuan regenerasi yang lebih baik," imbuh keterangan itu.

Kondisi seluruh selaput pelindung kornea mata Novel juga disebut saat itu terbakar sehingga opsi yang dilakukan oleh dokter pada saat itu menunggu proses pertumbuhan selaput mata.

Namun dalam perjalanannya pertumbuhan selaput mata kiri mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga dilakukan operasi osteo odonto keratoprosthesis (OOKP).

"Pada mata kiri, yang dilakukan operasi OOKP, terjadi pendarahan di balik lensa sejak empat bulan yang lalu. Hal ini mengakibatkan pandangan menjadi gelap dan tidak bisa melihat sama sekali," tulis KPK.

Baca Juga: Gosipnya Jalan Dengan Rizal Ramli Setelah Berstatus Janda, Begini Kisah Cornelia Agatha Yang Alami Penyakit Langka

Dilihat dari sisi medis, operasi OOKP memang biasa dilakukan pada mereka yang mengalami masalah atau penyakit kornea seperti kebutaan maupun katarak.

Melansir dari The Journal of Indian Prosthodontic Society, osteo-odonto keratoprosthesis (OOKP) adalah operasi yang dilakukan untuk pasien dengan penyakit kornea tahap akhir inflamasi di mana sebagian gigi bersama dengan tulang digunakan untuk mendukung silinder optik untuk mengembalikan penglihatan pada pasien tersebut.

Karenanya operasi OOKP membutuhkan pendekatan multidisiplin yang melibatkan dokter gigi, dokter mata, dan ahli radiologi.(*)