GridHEALTH.id - Dewasa ini banyak lahir penelitian-penelitian baru terkait kesehatan.
Bahkan ada sebuah penilitian baru yang menilai bahwa susu formula hasil fortifikasi susu sapi dapat memberikan nilai gizi yang sebanding dengan air susu ibu (ASI).
Baca Juga: Akibat Gunakan Pompa ASI yang Salah, Artis Cantik Senior Ini Alami Hal Mengerikan
Padahal sebuah penelitian dari All-India Institute of Hygiene and Public Health menyatakan bahwa susu api justru menghalangi bayi mendapatkan nutrisi yang tepat karena kandungan proteinnya yang sangat tinggi tidak cocok dengan ginjal bayi yang masih belum dewasa.
Tak tanggung-tanggung, laman resmi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) juga menyebutkan berbagai risiko yang terjadi pada bayi yang diberikan susu sapi, diantaranya seperti meningkatkan asma, alergi, infeksi saluran pernapasan akut, infeksi dari susu formula yang terkontaminasi, kurang gizi, kanker pada anak-anak, penyakit kronis, diabetes, penyakit kardiovaskular (jantung), obesitas, infeksi saluran pencernaan, kematian pada bayi dan anak-anak, infeksi telinga dan otitis media, terkena efek samping dari kontaminasi lingkungan, bahkan menghambat perkembangan kognitif.
Namun dibalik itu semua, sebuah penelitian di tahun 2016 yang dipublikasikan dalam The Journal of Pediatrics menyebutkan bahwa ada sebuah komponen dalam susu sapi yang disebut membran globule lemak susu atau milk fat globule membrane (MFGM) yang mirip dengan komponen penyusun ASI.
Untuk menyoroti pentingnya nutrisi MFGM, para peneliti melakukan uji coba klinis tersamar ganda, acak yang mengamati hampir 300 bayi di Cina, setengah di antaranya diberi susu formula standar dan setengahnya menerima susu formula dengan menambahkan MFGM dari sapi.
Formula yang ditambahkan MFGM membanggakan beberapa hasil yang mengesankan.
Bayi yang menerima formula suplemen MFGM memiliki skor perkembangan saraf yang lebih tinggi dari usia 4 hingga 9 bulan.
Mereka juga telah meningkatkan perhatian berkelanjutan pada 1 tahun dan keterampilan bahasa yang sedikit lebih kuat pada 18 bulan.
Selain itu, mereka memiliki lebih sedikit ganggguan pencernaan dan pernapasan.
Meski demikian, komponen tersebut belum sepenuhnya untuk diberikan pada semua bayi, terutama bayi yang lahir dengan beberapa keterbatasan, seperti bayi yang lahir prematur.
Studi tentang MFGM masih dalam masa-masa awal, sehingga para peneliti masih terus mengembangkan beberapa penelitian lebih lanjut. (*)