GridHEALTH.id - Seperti yang sudah kita ketahiu bersama, istri Anang Hermansyah didiagnosa dokter mengidap autoimun.
Dalam unggahan Instagram pribadinya @ashanty_ash, Ashanty yang saat itu tengah berbaring di rumah sakit rupanya telah menjalani perawatan selama tiga hari.
Tindakan yang akan dilakukan pada Ashanty adalah biopsi dan endoskopi.
Hal itu dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut perihal autoimun yang dideritanya.
Masih di rumah sakit Ashanty di jenguk oleh Putra.
Dia adalah pedagang cilok yang pernah dijanjikan Ashanty akan diajak periksa ke dokter gigi.
Namun karena Ashanty harus menjalani operasi, Putra lantas mengunjungi Ashanty ke rumah sakit.
Dalam unggahan aku Youtube The Hermansyah A6 (18/11/2019), putra tampak mengunjungi Ashanty.
Saat berbincang-bincang dengan Ashanty yang sedang makan, Putra mengatakan jika dirinya baru saja makan dengan jengkol.
"Kamu makan jengkol? Siapa yang bikin? Tiap hari masaknya itu mulu? Jengkol?" tanya Ashanty.
Putra lantas mengiyakan pertanyaan dari Ashanty.
Baca Juga: Kuteks Untuk Memutihkan Gigi, Hanya Anak Alay Ini yang Berani Melakukannya, Berani Coba?
"Gak bau di rumah? tanya Ashanty.
"Enggak," jawab putra.
Putra menceritakan jika dirinya memasak jengkol dengan bumbu kacang.
Lantas Ashanty mengatakan jika ia juga suka jengkol namun dimasak dengan cara berbeda.
"Bener bunda juga suka, tapi gak dimasak kaya kamu gitu. Dibalado," ucap Ashanty.
"Kalau tiap hari kaya kamu makan itu, bisa diceraiin sama om Anang," kata Ashanty.
"Bau banget di kamar mandi. Baunya kan parah banget," tambah Ashanty.
Kesukaan Putra dan Ashanty terhadap jengkol baik sekali.
Anang sebaiknya ikut untuk bisa menyukai jengkol
Bukannya apa-apa, jengkol mempunyai 13 manfaat bagi kesehatan.
Karena itu pula, jengkol sekarang mahal. Harga bisa tembus 45 ribu rupiah untuk 500gr!
Berikut 13 manfaat jengkol bagi kesehatan.
Baca Juga: Sudah Pasang Ring Jantung Jangan Dikira Aman, Justru Risikonya Lebih Besar
1. Pembentukan Jaringan Tubuh
Kandungan protein tinggi di jengkol bisa membantu pembentukan jaringan di dalam tubuh.
Kandungan protein jengkol jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan kandungan protein kacang hijau dan keledai.
2. Mencegah Anemia
Kaya zat besi dimana zat besi merupakan peran yang sangat penting untuk mencegah dan mengatasi kekurangan produksi sel darah merah dalam tubuh.
Baca Juga: Pernah Sakit Saat Pertama Kali Datang, Anak Siti KDI Sekarang Kembali ke Indonesia Tanpa Ayahnya
3. Mencegah tulang rapuh/Memperkuat tulang dan gigi
Kalsium dan fosfor pada jengkol zat yang dibutuhkan oleh tulang. Kalsium dan fosfor bisa mencegah tulang rapuh (osteoporosis).
Jadi sering mengkonsumsi jengkol dengan sajian yang cukup banyak bisa membuat tulang di tubuh Anda menjadi lebih kuat.
4. Membasmi Radikal Bebas
Jengkol mengandung beberapa vitamin seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C.
Vitamin A bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata dan bisa meningkatkan ketajaman penglihatan.
Baca Juga: Sudah Pasang Ring Jantung Jangan Dikira Aman, Justru Risikonya Lebih Besar
Vitamin A dan Vitamin C juga berperan sebagai antioksidan. Manfaat antioksidan dikenal zat ampuh yang menetralkan radikal bebas yang menyebabkan kanker.
Baca Juga: Anak Jadi Sehat dan Cerdas dengan Stimulasi Motorik Yang Tepat
5. Mengatasi penyakit jantung koroner
Jengkol makanan diuretik (pembuangan urin menjadi halus). Pembuangan urine yang lancar sangat baik untuk penderita penyakit jantung.
6. Merampingkan perut
Bisa membantu merampingkan perut yang buncit. Kandungan serat tinggi yang bisa diluncurkan BAB sehingga secara tidak langsung membuat perut ramping.
Salah satu penyebab perut buncitnya seseorang adalah karena buang air besar tidak lancar dan tidak teratur.
7. Mencegah diabetes
Mencegah timbulnya diabetes. Karena jengkol mengandung asam jengkolat.
Baca Juga: KLB Hepatitis A di Pacitan: Begini Cara Mencegah Penularan Hepatitis
Asam Jengkolat ini membentuk kristal yang tidak larut oleh air. Karena sifat diuretik jengkol ini tidak disarankan dikonsumsi oleh penderita kelainan ginjal.
8. Mengatasi masalah penyempitan pembuluh darah
Penderita penyakit jantung mengalami penyempitan pembuluh darah sehingga darah yang mengalir ke arah jantung menjadi halus.
Kandungan mineral di jengkol itu bisa melebarkan pembuluh darah yang menyempit dan mencegah penyempitan pembuluh darah kembali.
Nah, untuk khasiat jengkol yang optimal, sebaiknya jangan jengkol masak terlalu matang (matang).
9. Mengatasi sembelit saat hamil
Wanita hamil sering mengalami konstipasi. Kandungan serat di jengkol bisa mengatasi masalah sembelit.
Baca Juga: Berita Kesehatan Popular: Bau Mulut Tanda Penyakit Jantung, Masalah Gusi Membuat Susah Hamil
Dengan kata lain, serat di jengkol membantu pencernaan dan buang air besar.
Tapi tetap jangan terlalu banyak mengkonsumsi jengkol ya. Makan jengkol sesuai jumlah yang disarankan.
Baca Juga: Seperti Inilah Perubahan Artis Terkenal Karena Kegantengannya Setelah Terkena Diabetes
10. Pertumbuhan tulang dan gigi pada janin masih dalam rahim
Bigfoot juga bermanfaat bagi pertumbuhan tulang dan gigi pada janin yang masih dalam rahim.
Pertumbuhan tulang dan gigi bisa berjalan optimal berkat kandungan kalsium dan fosfor yang tinggi pada buah jengkol.
11. Jengkol bisa menstabilkan organ vital di tubuh
Organ penting dalam tubuh akan berfungsi dengan baik dan stabil saat tubuh memenuhi kebutuhan asam folat dan vitamin B6.
Baca Juga: Tobat Karena Istri dan Anak, Indro Warkop Menyesal Seumur Hidup Geluti Hobinya Ini
Situasi berbeda jika tubuh kekurangan asam folat dan vitamin B6. Tak heran jika wanita hamil juga baik mengonsumsi makanan kaya asam folat untuk perkembangan janin.
Salah satu contoh makanan kaya asam folat adalah jengkol.
12. Mencegah cacat pada bayi
Kandungan asam folat di jengkol juga bisa mencegah cacat bawaan pada bayi.
13. Mengontrol kadar gula darah
Manfaat lain dari buah jengkol ini mampu mengendalikan kadar gula darah sehingga sangat baik untuk dikonsumsi penderita diabetes. Jengkol yang mengandung gula 'bersahabat' dengan penderita diabetes.
Gula Jengkol adalah gula yang paling mudah diurai sehingga aman bagi penderita diabetes. (*)