Find Us On Social Media :

Katarak Bisa Dialami Anak-anak dan Dewasa Muda, Penyebabnya Berbeda dengan yang Terjadi pada Manula

Katarak tidak hanya bisa dialami manula, manusia mudah bahkan anal-anak pun bisa mengalaminya.

GridHEALTH.id -Katarak bukan penyakit karena faktor usia semata.

Buktinya anak kecil sekalipun bisa terkena katarak.

Baca Juga: Pengobatan Ningsih Tinampi, Mengobati Pasien dengan Wortel Antrinya Hingga Tahun 2020

Sayang masih banyak orangtua yang tidak mengetahui hal ini, karenanya menyepelakan setiap keluhan mata anak yang kemungkinan itu katarak.

Katarak kenapa bisa terjadi pada anak, penyebabnya bisa karena trauma mata misalnya, pernah kena pukul, atau misalnya kecelakaan, nah itu dia akan mengubah metabolisme lensa sehingga terjadi katarak lebih cepat.

Memang katarak adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata manusia yang diakibatkan proses degenerasi (aging process) atau proses penuaan.

Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Risiko Operasi Sesar Meningkat Pada Ibu 35 Tahun ke Atas

Tapi jika anak pernah mengalami apa yang telah disebutkan di atas, katarak sangat bisa terjadi pada anak.

Ini angka kejadiannya mulai banyak dan terus bertambah.

Efek paling berat dari katarak adalah kebutaan. Efek ringan katarak, melemahnya atau memudarnya penglihatan.

Menurut dr. Rien Widyasari, Sp.M, Dokter Mata di KMN Eye Care, angka kebutaan paling tinggi di Indonesia hampir 60 persen disebabkan oleh katarak.

Baca Juga: Persalinan Lewat Operasi Sesar Bisa Dilakukan Berkali-kali, Tapi...

Penderita katarak awalnya mengeluh penglihatan buram atau berkabut.

Kenapa bisa seperti itu?

"Asal kata dari katarak itu berasal dari bahasa Yunani, yang mengandung arti yaitu air terjun atau waterfall. Kenapa disebut demikian? Karena pada pasien-pasien yang menderita katarak biasanya keluhannya adalah penglihatannya berkabut seperti melihat dibalik air terjun. Terlihat tetapi berkabut atau ketutupan asap biasanya bilangnya seperti itu," kata dr. Rien saat acara seminar "Katarak Bisa Mengancam Anak, Bagaimana Mengatasi Katarak dan Mencegahnya", dalam rangka menyambut ulang tahun KMN Eye Care ke-XV, Kamis (28/11/2019) di Swiss Bellin Hotel, Jakarta.

Katarak gejala utamanya biasanya hanya buram, tetapi perlahan semakin lama semakin buram dan makin buram.

Baca Juga: Jadi Pengusaha Petai yang Memiliki 23 Manfaat Kesehatan, Leony Personil Trio Kwek Kwek Mundur Teratur dari Dunia Tarik Suara dan Peran

Jadi kadang-kadang orang tidak sadar, tahu-tahu kok tidak bisa meluhat dengan baik atau bahkan tidak bisa melihat sama sekali.

Biasanya katarak tidak ada rasa sakit, tidak ada merah, tidak berair kemudian buramnya pun itu menetap.

Ternyata katarak bukan saja karena pengaruh usia.

dr. Rien mengatakan banyak hal yang menjadi penyebab seseorang menderita katarak.

"Penyebab lain yang paling sering adalah trauma, tapi jumlahnya agak sedikit ya. Trauma mata misalnya, pernah kena pukul, atau misalnya kecelakaan, nah itu dia akan mengubah metabolisme lensa sehingga terjadi katarak lebih cepat. Sekarang lumayan cukup banyak juga kasus-kasus pasien usia muda sudah katarak, biasanya juga karena ada faktor penyakit lain seperti diabetes atau penyakit gula. Di mana kadar gula yang tidak terkontrol itu akan menyebabkan kekeruhan lensa itu akan terjadi lebih cepat," ujarnya.

Baca Juga: Lelah Menjomblo Selama 56 Tahun, Pria Asal Bekasi Ini Pilih Gantung Diri karena Depresi

Selain itu, penggunaan obat steroid dalam jangka panjang juga bisa menyebabkan katarak lho Moms.

"Kemudian ada juga beberapa efek samping obat, tetes mata maupun obat yang diminum yang lebih bisa mempercepat terjadinya katarak, contohnya adalah obat-obat yang mengandung steroid, jadi itu kumulatifnya efek sampingnya bisa berakibat terjadinya katarak. Kemudian minus tinggi, orang-orang diatas minus 6, biasanya akan lebih cepat terjadi katarak," paparnya.

Sementara katarak yang terjadi pada bayi bisa disebabkan karena kelainan kongenital atau cacat bawaan dari lahir.

"Kongenital atau bawaan dari lahir, ada bayi yang baru lahir terus ada katarak. Biasanya saat hamil ibunya menderita sakit, jadi pada saat pembentukan lensa dia terinfeksi, contohnya misalnya pada kasus terserang Rubella atau campak pada ibu," tambah dr. Rien.

Baca Juga: Menkes Terawan Beberkan 'Modus' Dokter yang Buat Rugi BPJS Kesehatan, Diagnosis Berlebihan hingga Pasien Meninggal

Selain Rubella, Moms yang menderita toksoplasma saat hamil juga berisiko menyebabkan bayi terkena katarak.

Oleh karena itu, penting bagi Moms mengetahui gejala dan ciri-ciri katarak pada bayi sejak dini sehingga Si Kecil bisa mendapatkan penanganan tepat.

"Kalau pada saat lahir sudah terjadi katarak, biasanya kita akan lihat cirinya adalah matanya kaya mata kucing berkilat. Kalau memang nanti katarak, biasanya kita akan berusaha secepat mungkin untuk diangkat karena kan anak itu penglihatan adalah belajar, di bawah 2 bulan itu kita sebenarnya sudah harus diangkat," katanya. 

Jika bayi atau anak dalam kondisi baik dan berat badannya cukup, maka ia bisa segera dioperasi.

"Tapi kita harus lihat kondisi anak juga, misalnya beratnya cukup enggak untuk kita operasi dan anak terutama harus segera mungkin sih selama dia sudah oke kondisi fisiknya kita angkat," papar dr. Rien.

Baca Juga: Berita Kesehatan Popular: Pria Digugat KDRT Sembunyi di Apartemen Marshanda, Berikan Bawang Putih Supaya Dia Kuat di Ranjang

Penyakit mata ini dapat disembuhkan dengan operasi.

Tetapi, sebelum memutuskan operasi katarak, biasanya dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan dari tahap awal sampai akhir.

"Jadi sebelum kita menganalisa, kita harus cek semuanya sama seperti dengan katarak, buram, apakah buramnya disebabkan oleh katarak, apakah syarafnya masih berfungsi, jadi untuk apa sih kita akan mengecek semuanya? Untuk menentukan prognosis. Dokter nanti setelah dioperasi kira-kira saya bisa lihat enggak? Jadi makanya kita harus cek dari depan sampai belakang," tuturnya. 

Dengan pemeriksaan tersebut, dokter bisa mengetahui apakah katarak yang diderita tergolong tebal atau tidak, begitu pula dengan sarafnya.

Untuk melihat anatomi saraf pasien, bukan tak mungkin terkadang dokter akan membutuhkan alat bantu seperti USG.

Baca Juga: Martabak Penyebab Gagal Diet juga Kematian, Tidak Percaya? Ini Faktanya juga Solusinya Supaya Tidak Menahan Lapar di Malam Hari

dr. Rien Widyasari, Sp.M menjelaskan, secara garis besar ada beberapa tingkatan katarak dari 1 sampai 5.

"Satu paling tipis, yang 5 paling tebal. Kalau sudah begini, dia hanya bisa lihat gelap sama terang. Jadi cuma lihat cahayanya aja," ungkapnya.

Ia juga menambahkan, jika katarak terbagi dari beberapa jenis dan warna.

"Ada beberapa jenis katarak juga, ada beberapa warna juga, dan masing-masing orang berbeda, jangankan masing-masing orang, masing-masing mata sebelah mata pun bisa berbeda tipenya," katanya.

Tentu Moms bertanya-tanya, kapan sebaiknya dilakukan operasi katarak?

dr. Rien Widyasari, Sp.M mengatakan, operasi katarak biasanya bergantung pada kebutuhan pasien.

Baca Juga: Kamar Mandi di Dalam Kamar Tidur Keren sih Tapi Bahayanya Tidak Sebanding dengan Gaya, Perangkap Jamur dan Sarang Bakteri

Namun, jika sudah terasa mengganggu aktivitas kebanyakan dokter akan menyarankan untuk operasi.

"Kalau sudah grade 3 yang ditengah-tengah, itu biasanya disarankan untuk diangkat, kenapa? Karena bagi pasien itu pasti sudah mengganggu penglihatannya, kemudian buat kami para dokter untuk mengerjakan grade 3 itu akan lebih mudah dibanding saya harus mengerjakan grade 5 yang keras," ujarnya.

Menurutnya, operasi katarak bisa dilakukan mulai dari grade 1 sampai 5.

Adapun operasi katarak dilakukan untuk mengembalikan penglihatan seperti semula, sehingga dapat melihat kembali dengan jelas dan jernih.

Ada 2 teknik operasi katarak, yaitu ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction) dan Phacoemulsification.

Baca Juga: MSG Ternyata Dibutuhkan Tubuh, Selama ini Kita Telah Salah Sangka Kepada Micin

"Teknik ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction) jadi ini secara manual, di mana luka operasinya lebih lebar sehingga diperlukan jahitan yang lebih banyak. Kenapa dia enggak boleh kena air ya itu, supaya jahitannya biar lebih kedap dulu, biar menyatu dulu baru bisa kena air, sama angkat-angkat berat juga tidak boleh supaya mencegah jahitannya tidak lepas. Sedangkan sekarang, tekniknya lebih modern dengan teknik Phacoemulsification kita pakai mesin, ini lebih simple lebih singkat waktunya dan lukanya pun lebih kecil," jelasnya.

Untuk melakukan operasi katarak dengan teknik Phacoemulsification atau tanpa jahitan, Moms bisa melakukannya di berbagai rumah sakit yang menyediakan layanan operasi katarak, seperti di KMN Eye Care.

Baca Juga: Agnes Mo Pernah Digosipkan Mengidap Penyakit Seribu Wajah, Penyakit Apakah Ini?

"KMN Eye Care didukung oleh dokter-dokter yang mempunyai keahlian di bidang ini. Hampir semua dokter yang bergabung di KMN Eye Care telah menjalani fellowship operasi dengan teknik fakoemulsifikasi baik di dalam maupun di luar negeri, sampai benar-benar menguasai dengan baik," ujar Dr. Yuni Astuti, MARS, selaku General Manager KMN Eye Care Jakarta Selatan.(*)