Find Us On Social Media :

Sudah Setahun Menjanda, Begini Komentar Sarita Abdul Mukti Melihat Jennifer Dunn Yang Resmi Jadi Istri Faisal Harris

Suami dan Hartanya Direbut, lebih memilih berdamai dengan diri sendiri meski rasa dendam itu pasti ada.

GridHEALTH.idBerdamai dengan diri sendiri setelah dikecewakan orang yang sangat dicintai memang sangat tidak mudah.

Seperti diakui Sarita Abdul Mukti saat menjadi bintang tamu di acara Call Me Mel, Selasa (26/11/2019) lalu.

Baca Juga: Anaknya Sempat Cekcok dengan Jennifer Dunn, Bunda Sarita: 'Aku Punya Jam-Jam Tertentu Untuk Nangis'

Diketahui ibu empat orang anak ini sudah setahun menjanda setelah mantan suaminya, Faisal Harris lebih memilih hidup bersama istri yang dulu dinikahinya secara siri, yakni Jennifer Dunn.

Meski Sarita Abdul Mukti mengakui rasa untuk membalas dendam pasti ada, namun untungnya hal tersebut tak terjadi.

Menurutnya proses berdamai adalah hal yang penting  meskipun dirasa memang sangat sulit.

"Berdamai itu penting banget. Karena ketika belum berdamai, ada marah, kecewa, pengen balas dendam. Tapi bukan itu yang aku lakukan. Yakni berdamai dengan diri sendiri," ucap Sarita Abdul Mukti saat berbincang bersama Melaney Ricardo.

"Sulit, tapi berjuang setiap saat, untuk bisa melupakan mereka. Untuk bisa melupakan semua yang mereka ambil," tambahnya.

Baca Juga: Hari AIDS 2019; Pasangan HIV/AIDS Bisa Memiliki Keturunan Sehat Tidak Terinfeksi dengan Cara Ajaib Ini, Inseminasi Vaginal

Bahkan, ketika dirinya melihat kemesraan Jennifer Dunn dan Faisal Harris, ataupun melihat perubahan gaya hidup Jedun pasca dinikahi mantan suaminya, Sarita Abdul Mukti mengaku sudah lupa.

Diketahui, kini Jennifer Dunn tampil berhijab setelah menjadi resmi menjadi istri satu-satunya Faisal Harris

Tapi tetap saja Sarita Abdul Mukti menyebut semua yang ada dalam hidupnya sudah mereka ambil.

Baca Juga: Menkes Terawan Anggap 'Modus' Dokter Biang Keladi BPJS Kesehatan Rugi, Ini Kata Jokowi

Setelah itu, Sarita Abdul Mukti menyebutkan bahwa kini, rasa marah, cinta pun sudah tidak ada untuk mantan suaminya maupun Jennifer Dunn

"Saya sudah lupa ( semua yang mereka ambil).

Bahkan ketika saya melihat foto perempuan itu, ataupun mantan saya, saya sudah tidak ada rasa lagi. Bukan rasa cinta, rasa marah pun sudah tidak ada," tegas Sarita Abdul Mukti.

"Berarti udah di tahap acceptance ( penerimaan) ya berarti?" tanya Ichsan Akbar

"Ya," tandas Sarita Abdul Mukti.

Terlepas dari itu semua, keputusan Sarita Abdul Mukti untuk berdamai dengan diri sendiri sudah sangat tepat.

Sebab meinilik dari sisi medis, memelihara perasaan dendam akan sangat berpengaruh pada kondisi kesehatannya sendiri.

Baca Juga: Hari Aids 2019; Mengenal Obat ARV yang Sering Digunakan Untuk Terapi Pasien HIV/AIDS, Tidak Sembuhkan ODHA tapi Bisa Cegah Penularan Virus

Berikut bagaimana menyimpan dendam dapat berdampak buruk bagi kesehatan seperti dirangkum dari berbagai sumber;

1. Mengubah susunan hormon otak

Otak merupakan organ yang bekerja saat kita berpikir, berkomunikasi, dan membentuk hubungan sosial dengan orang lain. Fungsi tersebut dipengaruhi oleh dua hormon yang saling berkaitan namun dapat bekerja berlawanan yaitu hormon kortisol dan hormon oksitosin.

Hormon kortisol biasanya dilepaskan saat kita berada di bawah tekanan mental besar, seperti saat menyimpan dendam. Sebaliknya, hormon oksitosin diproduksi ketika kita memaafkan dan saat berdamai dengan diri kita maupun orang lain.

Kedua hormon tersebut diperlukan dan keseimbangan antara keduanya menciptakan stress baik (eustress) seperti saat bekerja untuk mencapai tujuan, serta mengendalikan stress buruk (distress). 

Baca Juga: Ajaib, Dada Pria Ini Tiba-tiba Membesar Lalu Mengeluarkan ASI

Hormon kortisol dikenal sebagai hormon yang berbahaya jika diproduksi terus menerus dalam waktu yang lama, karena tidak hanya memengaruhi kerja sistem saraf pusat namun juga kerja organ lainnya.

Sekresi kortisol berlebih juga menekan kadar hormon oksitosin yang justru diperlukan untuk kesehatan emosi dan sosial, seperti kemampuan untuk menjaga hubungan baik dengan pasangan atau orang lain.

2. Memicu gaya hidup tidak sehat

Menyimpan dendam ternyata berkaitan dengan berbagai penyakit kronis. Stres berat yang dirangsang oleh rasa dendam memicu seseorang untuk kurang memerhatikan kondisi kesehatannya.

Baca Juga: Sakit Kepala Tak Pernah Berhenti, Waspadai Munculnya Tumor Otak

Kondisi temperamental yang diakibatkan menyimpan dendam menyebabkan seseorang lebih cenderung sering merokok dan memakan junkfood tinggi kalori, yang keduanya merupakan faktor risiko dari penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

3. Meningkatkan risiko kerusakan jantung

Penumpukan emosi negatif sudah dikenal menjadi penyebab terjadinya tekanan darah tinggi pada seseorang dan ini akan sangat berbahaya dalam waktu yang lama.

Baca Juga: Ada Puluhan Jenis Sakit Kepala, Mulai Penyakit Kronis, Hingga Tekanan Akibat Persoalan Hidup, Tak Semua Perlu Obat

Suatu riset yang dilakukan oleh Asosiasi Jantung Amerika sudah membuktikan bahwa menyimpan rasa marah dan dendam dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner yang didahului oleh kondisi tekanan darah tinggi dan arterosklerosis.

4. Memicu penyakit dengan rasa nyeri kronis

Suatu penelitian yang dilakukan pada populasi di Amerika Serikat menunjukan bahwa seseorang yang menyimpan dendam memiliki peluang 50% lebih tinggi untuk mengalami penyakit dengan rasa nyeri seperti ulserasi lambung, sakit punggung dan sakit kepala. 

Baca Juga: Sering Sakit Kepala Saat Menguncir Rambut ? Itu Tanda Kulit Mengalami Allodynia

Peneliti juga mengambil kesimpulan bahwa menyimpan dendam berkaitan kemungkinan berakitan dengan gangguan psikosomatis.

5. Memicu penuaan dini

Mekanisme penuaan dini berkaitan dengan sekresi hormon stres berlebih yang terjadi saat menyimpan dendam hingga menimbulkan rasa depresi dan frustasi.

Baca Juga: Jangan Heran, Bra yang Tidak Pas Ternyata Bisa Bikin Sakit Kepala

Selain gangguan emosi, tubuh merespon stress berlebih dengan cara memicu penuaan dini karena adanya perubahan kromosom DNA dalam proses regenerasi untuk pembentukan sel baru sehingga memicu penuaan biologis organ dalam tubuh yang lebih cepat.

Sebaliknya dengan memaafkan, hormon stress yang dihasilkan menjadi lebih terkendali dan diminimalisir sehingga proses respon stress dapat kembali normal. (*)

#gridhealthid #inspiringbetterhealth