Find Us On Social Media :

Sang Ibu Terpeleset saat Hamil 5 Bulan, Bobot Bocah Ini Hanya 10 Kg di Usia 12 tahun dengan Gangguan Saraf Punggung

[Ilustrasi] bayi lahir prematur

GridHEALTH.id -  Setiap ibu menginginkan anaknya lahir sempurna dan sehat.

Namun mau dikata apa, seorang anak yang terlahir tanpa dosa ini harus dilahirkan di kala usia kandungan ibunya menginjak 5 bulan.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Ezra, Bayi Prematur Pengidap Bronchopulmonary Dysplasia

Dimas Andre Kurniawan berusia 12 tahun. Namun, bocah yang seharusnya sekolah kelas 1 SMP itu, hanya bisa tergolek lemah.

Berat badannya tak lebih dari 10 kilogram dan tak mampu beraktivitas.

Orangtua Dimas, Ramelan, warga RT 7/RW 6 Dusun Berokan, Kelurahan Bawen, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang mengatakan, anak ketiganya tersebut terlahir prematur saat usia kandungan istrinya lima bulan.

Baca Juga: Gula Bukanlah Penyebab Diabetes, Inilah Mitos-mitos Diabetes yang Masih Dipercaya Masyarakat

"Saat itu, istri saya kerja di pabrik. Waktu di kamar mandi terpeleset, sehingga bayinya harus dikeluarkan," jelasnya, Senin (2/12/2019).

Saat lahir, Dimas, dinyatakan ada gangguan saraf punggung dan kepala.

Baca Juga: Selain Begadang, 10 Kebiasaan Umum Ini Tanpa Disadari Dapat Membahayakan Ginjal

Selain itu ada tenggorokannya pun sempit dan menganggu pita suaranya.

Ramelan yang bekerja sebagai tenaga serabutan telah mengupayakan berbagai cara demi kesembuhan Dimas.

Mulai dari cara medis hingga tradisional.

Baca Juga: Sehari Kantongi Rp 70 Juta, Ningsih Tinampi Akui Dapat 'Keahlian' Setelah Sakit Hati Diselingkuhi Suami hingga Keluar dari Pabrik Rokok

"Dia menjalani terapi selama empat tahun. Hasilnya, kepala Dimas bisa digerakkan. Tapi terapi tidak saya lanjutkan karena tidak ada biaya," jelasnya.

Setahun belakangan, Dimas tergolong sebagai anak yang kurang kasih sayang seorang ibu.

Ibunya meninggal setahun lalu karena kanker serviks.

Baca Juga: Ingin Muntah Setiap Kali Melihat Hal yang Menjijikkan? Wajar, Ini Bukti Saraf di Otak Masih Merespons

Sejak itu, Ramelan tidak bisa lagi bekerja karena Dimas tidak ada yang menjaga.

Menurut dia, Dimas tidak mau diajak orang yang belum begitu dikenalnya.

Selain itu perawatannya juga membutuhkan perhatian khusus.

"Bahkan untuk mandi dan menggantikan baju pun harus saya. Pernah saya titipkan ke kakak saya, tapi dia malah meng-kakukan diri saat ganti baju," ungkapnya.

Karena tak lagi bekerja, otomatis Ramelan tak ada pemasukan.

Baca Juga: Viral Istri Curhat Suami Nikah Lagi hingga Buat Sakit Hati, Warganet Malah Sudutkan Istri Pertama: 'Jangan Tertipu, Dia Playing Victim'

Akibatnya pembayaran biaya sekolah kakak Dimas yang bernama Melati Suryaningrum sempat tersendat.

Siswa kelas III sebuah SMK di Bawen tersebut menunggak pembayaran hingga lima bulan.

"Tapi saat ini sudah dibayarkan oleh komunitas relawan agar Melati bisa tetap sekolah. Apalagi, sebentar lagi dia akan ujian jadi saya berusaha agar dia bisa lulus sekolah," kata Ramelan.

Baca Juga: Lagi Enak Liburan, Rafathar Dilarikan ke Rumah Sakit di Korea Selatan hingga Dapat Suntikan: 'Biar Sehat Ya'

Kondisi ekonomi yang susah tersebut, lanjutnya, sempat membuat Melati enggan melanjutkan sekolah dengan alasan ingin bekerja agar bisa membantu orangtua.

Tapi Ramelan menekankan pentingnya pendidikan bagi Melati meski harus menjual berbagai perabot di rumah.

Ramelan menuturkan, Dimas biasa tidur saat adzan Subuh dan bangun sekira pukul 11.00 hingga 13.00. Saat malam, dia biasa mencuri-curi waktu untuk ngojek.

"Ngojek itu dapatnya hanya sekitar Rp 5 ribu hingga Rp 15 ribu, karena saya tidak bisa full kerja. Tapi yang penting bisa buat saku Melati sekolah," terangnya.

Sementara untuk makan sehari-hari, dia tidak terlalu memikirkan.

Baca Juga: Sering Cium Sarwendah, Ruben Onsu Tegaskan Sikap Betrand Peto yang Dianggap Tak Wajar: 'Betrand Mulai Akhil Baligh'

"Kalau makan saya dan kakaknya, gimana caranya pasti ada. Tapi kalau Dimas harus bubur sachet, dia sekali makan dua bungkus. Sementara minumnya maunya yang susu kental, karena kalau bubuk tidak mau," kata Ramelan.

Karena tak bisa meninggalkan Dimas sendirian, Ramelan berharap bisa membuka usaha di depan rumah.

Harapannya, dia bisa berjualan makanan kecil dan es untuk melayani warga sekitar. (*)

Baca Juga: Sehari Kantongi Rp 70 Juta, Ningsih Tinampi Akui Dapat 'Keahlian' Setelah Sakit Hati Diselingkuhi Suami hingga Keluar dari Pabrik Rokok

 

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Sedih Dimas, Bocah 12 Tahun dengan Bobot 10 Kg: Lahir Prematur 5 Bulan, Ibu Meninggal karena Kanker Serviks