Find Us On Social Media :

Tergeletak di Kamar Mandi dan Alami Pendarahan, Pelajar Ini Melahirkan Seorang Diri, Kehamilan Remaja Tanpa Dukungan Orang Dewasa Dapat Beresiko Medis

[Ilustrasi] Pelajar ditemukan tergeletak di kamar mandi setelah melahirkan seorang diri

GridHEALTH.id – Seorang warga curiga mencium bau amis di kamar mandi, ternyata ditemukan seorang remaja yang alami pendaharan karena melahirkan seorang diri.

Sabtu, (30/11/2019) terdengar suara siraman air terus menerus di sebuah kamar mandi.

Baca Juga: Anak 14 Tahun di Malaysia Hamili Kakak Kandung, Melahirkan di Toilet

Kamar mandi itu milik MS, pelajar di salah satu SMK di Madiun.

Seorang warga curiga karena orang di dalam kamar mandi tersebut seperti menyiram air terus menerus.

Hal itu terjadi selama satu jam hingga akhirnya warga curiga langsung menggedor pintu rumah MS.

Beberapa menit kemudian, ibunda MS berinisial YD membukakan pintu rumahnya.

Baca Juga: Hanung Bramantyo Sengaja Ajarkan Anak 1,5 Tahun Main Saat Hujan, Zaskia Mecca Malah Panik Teriak: 'Air Aiiir!', Takut Sakit?

"Warga kemudian masuk dan melihat MS sudah dalam kondisi lemas tergeletak di kamar mandi," kata Kapolsek Mejayan, Kompol Pujiyono pada Suryamalang dilansir dari Tribunnews.com, Senin (2/11/2019).

Wajah MS sudah pucat dengan kondisi menyender ke dinding kamar mandi.

Siswa kelas IX SMK itu mengalami pendarahan karena baru saja melahirkan anaknya seorang diri.

Baca Juga: Terlalu Sakit Hati, Istri TNI Ini Nekat Bikin Petisi Online Pecat Sang Suami Akibat Nikah Siri dengan Karyawan Dealer Motor

Bayi yang ia lahirkan berjenis kelamin perempuan dan dibungkus plastik hitam lalu dimasukkan ke dalam tas punggung sekolah.

"Setelah mendengar keterangan dari pelaku itu, warga melihat bayi perempuan yang baru saja dilahirkan MS di dalam plastik kresek di tas punggung warna biru tua," jelasnya.

Bayi malang itu tersebut sudah dalam keadaan tak bernyawa.

Melihat hal tersebut, MS langsung dibawa ke RSUD Caruban untuk mendapatkan perawatan.

Baca Juga: Hanung Bramantyo Sengaja Ajarkan Anak 1,5 Tahun Main Saat Hujan, Zaskia Mecca Malah Panik Teriak: 'Air Aiiir!', Takut Sakit?

Bayi perempuan MS juga berada di rumah sakit yang sama untuk diautopsi guna mengetahui penyebab kematiannya.

Persalinan yang dilakukan tanpa penanganan medis pastinya sangat beresiko tinggi.

Dan lagi, kehamilan yang terjadi pada remaja memiliki resiko medis yang cukup banyak.

Menurut CDC, remaja hamil mungkin berisiko lebih tinggi mengalami depresi pasca melahirkan (depresi yang dimulai setelah melahirkan bayi).

Baca Juga: Awas Jangan Makan Sambil Minum Apalagi Perempuan, Berat Badan Naik dan Menciptakan Racun Dalam Tubuh

Remaja yang merasa sedih, baik saat hamil atau setelah melahirkan, harus berbicara secara terbuka dengan dokter atau orang lain yang ia percayai.

Terutama bagi remaja yang berpikir mereka tidak bisa memberi tahu orang tua bahwa mereka hamil, merasa takut, terisolasi, dan sendirian bisa menjadi masalah nyata.

Tanpa dukungan keluarga atau orang dewasa lainnya, remaja yang hamil cenderung tidak makan dengan baik, berolahraga, atau banyak beristirahat.

Baca Juga: Mabuk Berat, Dokter Ini Tetap Jalankan Operasi Sesar Hingga Ibu dan Bayi Ini Meninggal Dunia

Remaja juga cenderung tidak mendapatkan perawatan prenatal yang memadai.

Perawatan prenatal sangat penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehamilan.

Baca Juga: Sang Ibu Terpeleset saat Hamil 5 Bulan, Bobot Bocah Ini Hanya 10 Kg di Usia 12 tahun dengan Gangguan Saraf Punggung

Memiliki setidaknya satu orang dewasa yang dapat dipercaya dan suportif sangat berharga dalam membantu mereka mendapatkan perawatan prenatal dan dukungan emosional.

Selain itu, remaja hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi dibandingkan wanita hamil berusia 20-an atau 30-an.

Mereka juga memiliki risiko preeklamsia yang lebih tinggi.

Baca Juga: Hanung Bramantyo Sengaja Ajarkan Anak 1,5 Tahun Main Saat Hujan, Zaskia Mecca Malah Panik Teriak: 'Air Aiiir!', Takut Sakit?

Ini adalah kondisi medis berbahaya yang menggabungkan tekanan darah tinggi dengan protein berlebih dalam urine, pembengkakan tangan dan wajah ibu, dan kerusakan organ. (*)

(Deva Norita Putri)