GridHEALTH.id -Diet kini menjadi solsusi instan untuk bisa memiliki tubuh langsing seperti yang diinginkan.
Karenanya banyak dan mudah sekali kita temukan informasi mengenai diet yang bisa menurunkan berat badan hingga beberapa kilogram dalam waktu yang singkat.
Baca Juga: Aziz Thekool Orang Pertama Indonesia yang Melakukan Tatto Bola Matanya Sendiri, Modalnya Sosmed!
Salah satunya diet jahe yang kini sedang banyak diburu informasinya oleh kaum hawa.
Menurut praktik kuno Ayurveda, makan dan minum jahe dan olahannya dapat membantu menjaga berat badan tetap stabil, berbagai penelitian telah menguatkan hal ini.
Dalam Journal of the Science and Food of Agriculture pada tahun 2014, para peneliti menemukan bahwa tikus dengan berat badan berlebih yang diberi jaheol (senyawa yang ditemukan dalam jahe) berat badannya langsung turun setelah mendapatkan suplementasi jahe selama 30 hari.
Bahkan tikus percobaan tersebut juga menunjukkan perbaikan kadar gula darah dan kadar leptin.
Leptin adalah senyawa yang berperan dalam merasa kenyang dan puas setelah makan.
Para peneliti menyimpulkan suplementasi jahe menekan obesitas yang disebabkan oleh diet tinggi lemak.
Ini bisa menjadi terapi yang kuat dan menjanjikan untuk pengobatan obesitas dan komplikasinya.
Selain itu, jahe dipercaya mampu menurunkan tingkat kolesterol darah serta menaikkan kadar kolesterol "baik" (HDL).
Juga diyakini jahe dan olahannya bisa membuat kita merasa kenyang lebih lama, juga membantu pencernaan dengan baik, sehingga itu berujung pada penurunan berat badan yang signifikan.
Baca Juga: 6 Kekeliruan Mengenai MPASI yang Masih Saja Banyak Dilakukan Orangtua
Hal penting lain yang tak kalah mengagumkan dari jahe yaitu manfaatnya dalam memperkuat fungsi metabolisme, sebagai detoksifikasi dan meningkatkan proses pembakaran lemak.
Tapi awas para ahli medis menyampaikan peringatan bahaya bagi diet yang tidak tepat.
Penurunan berat badan cepat memiliki risiko terkena osteoporosis.
Seperti dikutip dari iofbonehealth.org, Osteoporosis secara harfiah berarti tulang keropos, penyakit di mana kepadatan dan kualitas tulang mulai berkurang.
Akibat tulang menjadi lebih keropos dan rapuh tesebut membuat risiko patah tulang menjadi meningkat.
Baca Juga: Berita Diet Populer: Pepaya Bisa Turunkan Berat Badan dalam 5 Hari, Telur Seminggu Turun 5,5Kg!
Sebuah jajak pendapat di Inggris terhadap kebiasaan diet 4.500 wanita menemukan, 30% mengaku menghindari seluruh jenis makanan tersebut demi impian tubuh ramping.
Sebanyak 28% dari pelaku diet itu mengatakan mereka berhenti mengkonsumsi keju.
Sementara 11% menyatakan mencoret semua produk susu dari menu makan dan lebih dari 41% tak lagi mengonsumsi roti, padahal roti ini telah diperkaya kalsium yang baik bagi tulang.
Baca Juga: Seorang Wanita Alami Gangguan Jantung Setelah Mengkonsumsi Wasabi yang Dikiranya Avokad
Sekitar 26% responden mengatakan, mereka hanya melihat kandungan lemak dan kalori pada label makanan serta mengabaikan informasi lainnya tentang kandungan gizi.
Padahal, kesalahan diet bisa berdampak pada kegagalan membangun struktur tulang yang kuat pada usia 35 tahun, yang berujung pada meningkatnya risiko osteoporosis di kemudian hari.
Menurut hsph.harvard.edu, kebutuhan kalsium perhari adalah 1.000 miligram untuk orang dewasa usia 19 sampai 50 tahun begitu pun bagi ibu hamil dan menyusui.
Tetapi untuk para lansia alias merek ayang berusia 50 tahun ke atas diperlukan asupan kalsium lebih banyak kira-kira 1.200 milligram per hari.
Oleh karena itu, penting disadari dan dipahami betul risiko dari program diet yang akan dijalani, agar bisa terhindar dari berbagai macam masalah yang bisa timbul seperti penyakit osteoporosis tersebut.
Jadi sebenarnya diet palingt tepat adalah diet sesuai dengan kondisi tubuh kita masing-masing, dan tak freak pada satu diet tertentu.
Sebab kita butuh selalu makanan sehat dengan menu gizi seimbang.
Ingat, diet itu bukan mengurangi kandungan gizi makanan, dan meningkatkan asupan makanan atau minuman tertentu, apalagi hanya dari satu jenis, semisal jahe.(*)