Find Us On Social Media :

Sadarkah Jika Spons Makeup yang Kita Gunakan Ternyata Rumah Bagi Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia Coli, Sebagian Besarnya Sudah Tak Mempan Antibiotik!

Spons makeup yang kita gunakan ternuata rumah bagi koloni bakteri berbahaya penyebab infeksi.

GridHEALTH.idSpons makeup bagi wanita adalah alat ampuh untuk mendongkrak penampilan.

Karena tanpa spons makeup, walau makeup yang dimiliki mahal bisa menjadi percuma.

Baca Juga: Resep Kuno Minum Air Rendaman Nanas yang Masih Berlaku Sampai Sekarang, Bantu Turunkan Berat Badan dan Cegah Kanker

Tapi tahukah jika spons makeup yang selalu dgunakan setiap hari itu ternyata rumah bagi kuman alias bakteri berbahaya penyebab infeksi?

Malah beberapa bakterinya sudah kebal antibiotik!

Apa saja bakteri yang bersarang di spons makeup kita?

Baca Juga: Suami Minta Maaf Hingga Ditangkap Polisi, Gemas Mengguncang Terlalu Keras Sampai Bayi Koma

Antaralain, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

Melansir dari Farmaka, jurnal.unpad.ac.id, kita tentu tahu jika diare merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

Sedihnya penyebab diare yang risikonya kematian itu adalah bakteri yang sebagian besarnya telah mengalami resisten terhadap antibiotik.

Bakteri itu pun bisa menyebabkan infeksi kulit, keracunan makanan, dan infeksi saluran kemih (ISK).

Baca Juga: Pelawak Ginanjar Diam-diam Segera Nikahi Gadis Cianjur Baru Lulus SMA dengan Segala Risiko Kesehatannya

Bagaimana pada spons makeup?

Oleh karena di dalamnya sudah ada bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, ya risikonya pun bisa sama, pengguna setianya bisa terinfeksi oleh bakteri yang sebagian besarnya sudah kebal terhadap antibiotik.

Melansir nakita.grid.id, menurut data terbaru, per Mei 2017, 31 persen orang berusia 18-29 tahun, 41 persen  orang berusia 30-59 tahun, dan 35 persen orang berusia 60 tahun ke atas, menggunakan makeup setiap hari di Amerika Serikat.

Sedihnya perempoan kota yang sibuk kerap menggunakan sponsmakeup untuk merias wajah di kamar mandi, toilet umum, dan dalam mobil di perjalanan, di kereta api, juga pesawat.

Baca Juga: Jangan Duduk Terlalu Lama Terlebih Bagi Pekerja Kantoran, Risikonya Mati Mendadak

Nah ini memberi kesempatan aneka kuman berserang di spin makeup.

Sedihnya lagi, kebanyakan pengguna spons makeup tidak memerhatikan kadaluarsa spons makeupnya, juga jarang membersihkannya.

Jadi semakin banyak dan kerasan saja aneka bakteri berbahaya itu bersarang di spons makeup.

Padahal produsen makeup, apalagi yang sudah terkenal dan mahal harganya, sudah mencantumkan mulai dari cara merawat dan menjaga kebersihan spons makeup, hingga kapan spons makeup yang dimiliki harus diganti.

Banyak perusahaan menggunakan simbol (toples makeup terbuka) dan angka pada kemasan untuk menunjukkan berapa lama produk ini aman digunakan setelah seseorang membukanya.

Baca Juga: Berita Kesehatan Popular: Air dalam Botol Plastik yang Sudah Terkena Panas di Dalam Mobil, Stroke Ashanty Diberi Obat Pengencer Darah

Uni Eropa memberlakukan aturan bahwa semua produk rias yang dijual di Negara Uni Eropa harus menampilkan informasi masa simpan dan layak pakai, yang disebut "periode waktu setelah pembukaan," pada kemasan.

Namun, hal yang sama tidak berlaku di Negara Amerika Serikat.

Menurut Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA), "Di sini tidak ada undang-undang atau peraturan yang membutuhkan kosmetik (termasuk makeup) untuk memiliki masa simpan tertentu atau memiliki tanggal kedaluwarsa pada label mereka."

Akibatnya, di Amerika Serikat, ada kemungkinan produsen dapat menjual produknya, padahal tidak memberikan informasi kepada konsumen tentang lamanya waktu untuk produk makeup tetap aman.

Sebuah studi baru dari Fakultas Ilmu Kehidupan dan Kesehatan di Universitas Aston di Birmingham, Inggris, menambah bukti yang ada bahwa produk rias dan aplikator kosmetik mengandung bakteri berbahaya.

Dalam studi mereka, temuan yang muncul dalam Journal of Applied Microbiology oleh Amreen Bashir, Ph.D., dan Prof. Peter Lambert menganalisis sampel dari 467 produk kecantikan yang telah disumbangkan oleh pengguna di Inggris.

Produk-produk ini berupa: 96 lipstick, 92 eyeliner, 93 mascara, 107 lipgloss, dan 79 blender kecantikan (spons makeup yang digunakan orang untuk menggunakan alas bedak atau concealer).

Baca Juga: Hamil Mengalami Morning Sickness Berbahagialah, Tanda Bayinya Cerdas

Tes para peneliti mengungkapkan, sekitar 70-90% dari semua produk ini terkontaminasi oleh bakteri dan blender kecantikan memiliki hasil terburuk.

Secara dominan, para peneliti menemukan S. aureus, E. coli, dan Citrobacter freundii yang merupakan bakteri yang terkait dengan infeksi kulit, keracunan makanan, dan infeksi saluran kemih (ISK), masing-masing.

"Sebagian besar kontaminan ditemukan staphylococci / micrococci. Enterobacteriaceae juga terdeteksi pada semua jenis produk, dengan prevalensi tinggi pada pencampur kecantikan (26,58%)," tulis para peneliti dalam makalah studi yang dilakukan.

Blender kecantikan juga memiliki tingkat kontaminasi jamur tertinggi, yaitu 56,96 persen.

Para peneliti percaya bahwa ini karena orang pertama-tama harus membasahi spons ini untuk dapat merias wajah dengan blender kecantikan.

Permukaan lembab, penulis penelitian menjelaskan, menyediakan lahan subur bagi jamur.

Beberapa muatan kontaminan bakteri tertinggi terutama Enterobacteriaceae juga terdapat dalam lip gloss, sedangkan lipstick menunjukkan tingkat kontaminasi terendah.

Menurut informasi yang dilaporkan sendiri dari orang-orang yang telah mengirim produk-produk ini ke Bashir dan Prof. Lambert untuk penelitian mereka, hanya 6,4 persen produk kecantikan yang pernah menerima pembersihan.

Baca Juga: Berita Kesehatan Terapi Jeruk Nipis: Untuk Perawatan Rambut, Ampuh Mengatasi Ketombe Hingga Membuat Rambut Berkilau

Juga, menurut data yang dilaporkan sendiri, orang biasanya menerapkan sebanyak 27,3 persen dari produk kecantikan, terutama eyeliner di kamar mandi, yang dapat menyebabkan kontaminasi dengan kotoran.

Yang mengkhawatirkan, ternyata orang menjatuhkan 28,7 persen dari produk di lantai, yang bisa dipenuhi bakteri.

Dari sampel blender kecantikan, orang telah menyimpan 35,6 persen di antaranya di kamar mandi dan menjatuhkan sebanyak 64,4 persen di lantai.

Para peneliti memperingatkan bahwa temuan ini dapat menimbulkan masalah, terutama untuk orang dengan gangguan kekebalan yang lebih rentan terhadap infeksi.

"Praktik kebersihan yang buruk pada konsumen ketika menggunakan makeup, terutama blender kecantikan, sangat mengkhawatirkan ketika Anda mempertimbangkan bahwa kami menemukan bakteri seperti E. coli yang terkait dengan kontaminasi tinja yang berkembang biak pada produk yang kami uji," Kata Amreen Bashir, Ph.D.

Baca Juga: Produktivitas Kerja Menurun hingga Tekanan Darah Meningkat, Tanda Sudah Sepekan Absen Bercumbu dengan Pasangan

"Lebih banyak yang perlu dilakukan untuk membantu mendidik konsumen dan industri rias secara keseluruhan tentang perlunya mencuci blender kecantikan secara teratur dan mengeringkannya secara menyeluruh, serta risiko menggunakan riasan di luar tanggal kedaluwarsanya," tegas Bashir.

Jangan lupa membersihkan alat makeup ya Moms, dan pastikan makeup yang digunakan masih dalam masa pakai yang aman.(*)