GridHEALTH.id - Di usia anak yang memasuki usia 6 bulan, ibu pasti mulai bersuka cita menyambut masa MPASI sang buah hati.
Masa makan MPASI ini memang menjadi salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu karena ibu biasanya sudah mempersiapkan menu makannya.
Namuan tahukah, menurut seorang dokter spesialis anak senior, dr. Purnamawati, SpA(K), MMpaed berpendapat bahwa kita tidak boleh membedakan menu makan kita dengan menu MPASI sang anak.
"Jangan bedakan menu makan anak dengan menu makan kita, biarkan anak mengenal segala rasa dan tekstur makanan," ujar dr. Purnawati saat ditemui GridHEALTH.id.
Bahkan dokter senior ini menceritakan pengalamannya memberi makan sang cucu dengan menu MPASI, yaitu soto ayam yang kaya rempah.
Lantas bagaimana dengan kandungan santan dalam soto tersebut?
Dari Data Komposisi Pangan Indonesia, santan mengandung lemak yang sangat besar, sekitar 34,3 gram.
Hal ini membuat santan lebih dari 10 kali kandungan lemak jenuh dari susu sapi penuh lemak, yang memiliki total lemak 3,5 gram.
Melansir WebMD, konsumsi santan yang berlebihan dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko obesitas.
Bahkan, santan yang tinggi lemak ini dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah serta membuat bayi rentan terserang penyakit jantung.
Akibat hal tersebut, ada beberapa syarat yang diperbolehkan untuk bayi yang ingin mengonsumsi makanan bersantan.
Sebaiknya bayi di usia lebih dari 10 bulan baru diperbolehkan mengonsumsi makann bersantan.
Namun selalu perhatikan kadar kekentalan santan tersebut.
Adapun beberapa makanan yang mengandung santan dan diperbolehkan untuk bayi, yaitu soto ayam, bubur sumsum, bubur kacang hijau, kolak pisang, dan sebagainya.
Nah, mulai sekarang sudah tahu kan kapan harus memperbolehkan anak mengonsumsi makanan bersantan saat MPASI? (*)
Baca Juga: Sering Diejek Tonggos, Elly Sugigi Tak Keluar Uang Sepeser Untuk Rapikan Gigi: 'Ini Gratis Kok'