Find Us On Social Media :

Berantas Stunting : Sandra Dewi Heran Ada Bayi Diberi Kopi Bukan Susu, Padahal Stunting Pengaruhi Kualitas Bangsa Di Masa Depan

Stunting jadi masalah kesehatan di Indonesia, Sandra Dewi bingung masih ada anak yang diberi kopi orangtuanya.

GridHEALTH.id - Tak salah jika pemerintah saat ini tengah gencar memberantas masalah stunting.

Pasalnya jika masalah stunting ini tidak segera diatasi tentunya akan sangat berdampak pada proporsi kualitas sumber daya manusia yang akan dihasilkan Indonesia nantinya.

Dalam artian, besarnya masalah stunting pada anak hari ini akan berdampak pada kualitas bangsa di masa depan.

Baca Juga: Berantas Stunting: Menurut Kasad Jenderal Andika Perkasa, Stunting Menjadi Kendala Penanganan Bibir Sumbing pada Anak

Tak hanya pemerintah, artis cantik Sandra Dewi juga ternyata ikut khawatir mengenai masalah stunting ini.

"Saya sedih juga sih karena Indonesia termasuk negara yang banyak banget anak-anak stunting," kata Sandra Dewi saat ditemui tim GridHEALTH.id di acara "Charity Festive 100 Tahun RSCM, Giving to Kiara" di Jakarta, Minggu (21/12/2019).

Menurut istri dari Harvey Moeis ini kemajuan Indonesia di masa depan sangat bergantung pada kondisi kesehatan anak-anak saat ini.

Baca Juga: Miris, 9 Jam Tunggu Surat Rujukan Akhirnya Pasien BPJS Kena Stroke Meninggal

Untuk itu penting bagi kita untuk sadar akan masalah stunting di Indonesia yang masih cukup tinggi ini.

"Masa kita tua nanti bergantung pada negara yang dipegang anak-anak kita nanti," kata Sandra Dewi.

"Bayangin kalau misalnya di generasi ini saja masih banyak anak-anak stunting," sambungnya.

Bahkan dirinya masih heran kenapa masih ada orangtua yang masih memberikan kopi bukan susu pada anaknya.

"Saya masih gak ngerti, ada yang ngasih anaknya kopi bukan susu," ungkapnya.

Padahal dilansir dari Kid's Health, saat bayi terpapar kafein, dapat menyebabkan beberapa risiko, seperti gelisah dan gugup, sakit perut, sakit kepala, kesulitan berkonsentrasi, sulit tidur, detak jantung cepat, bahkan tekanan darah tinggi di usia dini.

Baca Juga: Kebiasaan Sepele Penyebab Kaki Cantengan, Dari Salah Gunting Kuku Sampai Sering Pakai Sepatu Sempit

Selain hal tersebut, tentunya hal itu juga meningkatkan risiko anak terkena stunting.

Lebih lanjut, Sandra Dewi mengutarakan jika hanya beberapa orang yang sadar akan bahaya stunting hal itu tentunya kan sulit, harus semuanya saling menyadarkan.

"Jadi ini (masalah stunting) tanggung jawab kita semuanya," pungkas ibu dua anak ini.

 

Diketahui stunting adalah indikator seorang anak yang kurang gizi.

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi.

Baca Juga: Berita Kesehatan MPASI: Tak Boleh Membedakan Menu Makan dengan Orangtua, Bolehkah Bayi Makan Santan?

Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO.

Baca Juga: Kaus Kaki Basah Harus Segera Diganti Jika Tak Ingin Kulit Kaki Melepuh

Sementara hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutkan  terdapat 13,8% anak usia di bawah lima tahun dengan gizi kurang dan 3,9% gizi buruk.

Artinya secara nasional dari estimasi populasi balita sebesar 23,8 juta jiwa yang digunakan pada kajian tersebut, terdapat 3,2 juta anak dengan gizi kurang dan 928 ribu mengalami gizi buruk.

Baca Juga: Dilema Pasien, Pakai BPJS Tebus Obat Masih Bayar dan Terkadang Hanya Diberi Separuh Jatah

Meski menurun daripada tahun 2013, angka tersebut tentunya masih sangat mengkhawatirkan.

Oleh karena itu, penting sekali kita menyadari akan bahaya stunting pada anak ini.

Sebab selain pertumbuhan anak akan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang, serta prestasi sekolah yang buruk.

Baca Juga: Sang Dokter Lepas Tangan hingga Divonis Umurnya Tak Lama Lagi, Ibunda Pedangdut Ini Jalani Operasi Usai Hanya Berbaring di Atas Ranjang Selama 2 Tahun

Stunting dan kondisi lain terkait kurang gizi, juga dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi.(*)

 

 #gridhealthid #inspiringbetterhealth #berantasstunting