GridHEALTH.id - Gejala endometriosis harus diwaspadai setiap wanita jika tidak ingin tersiksa.
Terlebih gejalanya ini akan sangat terasa saat melakukan hubungan intim.
Diketahui endometriosis merupakan kondisi dimana jaringan endometrium terdapat di luar rongga rahim seperti di ovarium, saluran telur (tuba fallopi), sampai di luar rahim.
Sementara itu endometrium adalah selaput yang berguna melapisi rahim yang juga berperan penting dalam mengontrol siklus haid wanita.
Baca Juga: Jangan Salah Pilih Pembalut, Risikonya Kena Penyakit Organ Intim Toxic Shock Syndrome
Saat endometriosis terjadi pada wanita tentu akan menimbulkan gejala, sayangnya gejala yang muncul akan sangat menyiksa wanita.
Bukan tanpa alasan, sebab gejala klasik dari endometriosis ini berupa rasa yang sangat nyeri saat masa haid datang.
Terlebih rasa nyeri yang ditimbulkan biasanya konstan pada bagian bawah perut dan dalam organ intim wanita.
Rasa sakit ini umumnya dimulai 1-2 hari sebelum haid dan bisa bertahan selama 2-3 hari.
Selain itu gejala endometriosis juga bisa berupa rasa nyeri saat berhubungan intim, nyeri perut, pinggang terasa sakit ketika duduk, bibir organ intim terasa tebal, sampai sakit di anus ketika buang air besar.
Pada kasus endometriosis berat, keluhannya bisa berupa haid yang tidak teratur, haid dalam jumlah banyak atau sebaliknya, dalam jumlah sedikit.
Tetapi banyak juga kasus endometriosis berlangsung tanpa gejala.
Sayangnya juga, penyebab kondisi endometriosis tersebut sampai saat ini belum diketahui secara pasti.
Baca Juga: 5 Komplikasi yang Dapat Terjadi Setelah Menopause, Mulai dari Penyakit Jantung hingga Osteoporosis
oleh karena itu, jika wanita mengalami beberapa gejala seperti yang disebutkan segeralah konsultasikan ke dokter terkait.
Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan laparoskopi untuk mengetahui gejala klinis tersebut endometriosis atau bukan.
Pemeriksaan dilakukan dengan alat teropong/kamera kecil yang dimasukkan ke dalam rongga perut melalui lubang yang dibuat pada dinding perut.
Dengan alat ini, dokter bisa melihat langsung jaringan endometrium yang berada di luar rahim.
Baca Juga: Nekat Pakai Sabu di Sel Tahanan, Ibra Azhari Kembali Terseret Kasus Narkoba Keempat Kalinya
Bisa juga secara tidak langsung dengan menggunakan alat USG atau CT-Scan.
Dua-duanya bertujuan sama, untuk mengetahui keadaan dan letak endometriosis.
Untuk mengobatinya dokter akan memberikan obat oral GnRh (Gonadothropin-releasing Hormone) diberikan untuk menekan hormon wanita agar tidak terjadi menstruasi sementara waktu.
Tujuannya menghentikan pertumbuhan endometrium yang liar.
Baca Juga: Nekat Pakai Sabu di Sel Tahanan, Ibra Azhari Kembali Terseret Kasus Narkoba Keempat Kalinya
Namun pengobatan dengan cara ini cukup mahal. Sebagai pengganti bisa digunakan pil KB atau KB suntik.
Tapi pengobatan endometriosis dengan obat-obatan ini hanya cocok untuk keadaan endometriosis dalam tahap ringan.
Selain itu ada juga operasi bedah, caranya bisa dengan laparoskopi, pembedahan laser, bedah krio, dan elektrokauterisasi.
Untuk diketahui bersama, endometriosis dapat menyebabkan tersumbatnya tuba fallopi.
Akibat selanjutnya, bisa menghambat jalannya sel telur, sehingga menyulitkan terjadinya pembuahan.
Sebaliknya bila penderita endometriosis segera hamil, gejalanya bisa berkurang.
Baca Juga: Rayakan Hari Ibu, Ribuan Keluarga Kreasikan Hidangan Untuk Mempererat Ikatan
Tak heran jika banyak dokter menganjurkan perempuan yang telah menikah untuk segera hamil.
Perlu diketahui, gejala endometriosis yang terjadi bisa berupa rasa nyeri saat melakukan hubungan intim yang tentunya sangat dihindari oleh banyak orang.
Artikel selengkapnya, KLIK DI SINI (*)
#gridhealthid #inspiringbetterhealth #berantasstunting