GridHEALTH.id - Pedangdut Anisa Bahar kini tengah dirundung duka.
Pemilik Goyang Patah-Patah ini baru saja membagikan kondisi terkini terkait kesehatan sang ibunda.
Setelah dua tahun mengalami stroke, ibunda Anisa Bahar kini hanya bisa terbaring lemah di ranjang rumah sakit hingga divonis harapan hidupnya tinggal 20 persen lagi.
Pedangdut 43 tahun itu pun tak kuasa menahan tangisnya tiap kali membicarakan tentang kondisi ibunda tercinta.
Bahkan kabarnya, ibudan Anisa Bahar ini juga harus menjalani operasi luka dekubitus di daerah tulang ekornya.
Luka dekubitus atau sering disebut dengan luka baring merupakan cedera pada kulit dan jaringan di bawahnya akibat tekanan yang berkepanjangan pada kulit.
Orang yang paling berisiko mengalami luka baring adalah orang yang memiliki kondisi medis yang membatasi kemampuan mereka untuk mengubah posisi atau orang yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka di tempat tidur atau kursi.
Luka baring dapat berkembang dengan cepat.
Sebagian besar luka sembuh dengan perawatan, tetapi beberapa tidak pernah sembuh sepenuhnya.
Anisa bahkan menyebut dokter yang menangani sang ibu sudah angkat tangan.
Baca Juga: Technology Transfer Office, Taktik Utama Agar Riset Indonesia Tak Hanya Masuk Kotak
Dokter menyerahkan semua keputusan pada pihak keluarga dan Anisa akhirnya membawa sang ibu pulang untuk dirawat di rumah.
"Seminggu lalu mama masih bisa usap-usap kepala aku. Tapi ketika aku ke sana lagi, aku ajak ngobrol mama sudah mulai enggak respon. Kalaupun ada respon, itu sudah lemah banget. Aku syok lah," tandasnya, seperti dalam tayangan infotainment pada Sabtu (21/12/2019).
Apalagi beberapa bulan sebelumnya, kondisi sang ibu sudah disebut-sebut semakin menurun hingga divonis hidupnya tak lama lagi.
"(Kata dokter) Untuk kembali sedia kala enggak bisa, paling 20 persen,” sambungnya.
Kendati sempat alami koma hingga tak bisa memberi respons sama sekali, dijelaskan Anisa Bahar jika kini kondisi sang ibu sudah mulai membaik.
Meski masih terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit, sang ibunda setidaknya bisa merespon melalui mata jika diajak bicara.
"Sekarang kalau diajak ngomong tuh masih ada meleknya. Enggak kayak kemarin-kemarin. Ini udah lebih baik lah. Aku ngomong, aku ngaji, mama dengar. Aku bacain ayat-ayat, mata mama berkaca-kaca," imbuhnya.
Anisa Bahar berharap sang ibu segera sembuh dari sakitnya dan mampu melewati masa kritis.
"Mudah-mudahan tahun 2020 masih bisa sama mama. Masih bisa lihat mama," pungkasnya dengan mata berkaca-kaca.
Kita doakan saja, semoga harapan Anisa Bahar dan keluarganya terkabul untuk melihat sang ibunda kembali sehat seperti sedia kala. (*)