GridHEALTH.id - Usia muda dengan banyak pantangan tidak enak. Apalagi pantangan itu lahir gegara handphone dan games kesukaan.
Tapi apa mau dikataka, jika ingin selalu melihat matahari terbit di pagi hari, dan terbenam di sore hari, seorang pria yang hidupnya tak lepas dari handphone dan games, harus mengikuti banyak pantangan untuk manusia seusianya.
Pemuda usia 21 tahun itu menderita penyakit jantung koroner.
Penyakit jantung koroner yang dideritanya ini dipicu oleh handphone dan gemes kesukaannya.
Hingga pada suatu hari harus dilarikan ke rumah sakit.
Setelah di rumah sakit dan diperiksa dokter, diagnosanya adalah infark miokard.
Baca Juga: Jalani Operasi Pembesaran Alat Vital, Pengusaha Berlian Ini Meninggal Dunia Terkena Komplikasi
Baca Juga: Di Madura Seorang Suami Aniaya Istri yang Tengah Hamil 6 Bulan Hingga Tewas, Sang Anak Ikut Terlibat
Dokter melakukan operasi pada pria yang bernama samaran Xiao Pu, dan kini Xiao Pu pada dasarnya sudah pulih kembali.
Wu, dokter yang bertanggung jawab atas Xiao Pu menjelaskan bagaima penyakit itu menimpanya.
Saat dia menerima konsultasi Xiao Pu, dokter melakukan pemeriksaan elektrokardiogram sesuai prosedur.
Elektrokardiogram menunjukkan bahwa Xiao Pu menderita infark miokard akut, tetapi jarang bagi anak muda menderita penyakit itu.
Jadi, dokter belum bisa memastikan sepenuhnya.
Kemudian, elektrokardiogram kedua dikembangkan, dan ditemukan bahwa iskemia dan area infark masih berkembang jelas.
Itu semakin memperjelas bahwa ia menderita infark miokard akut.
Dokter Wu mengatakan bahwa cabang turun anterior, salah satu pembuluh darah penting milik Xiao Pu sepenuhnya tersumbat.
Jadi trombusnya harus disedot keluar.
Setelah operasi, Xiao Pu trombusnya disedot dan total 10 gumpalan darah keluar.
Dokter Wu kemudian bertanya pada Xiao Pu dan ternyata dia sering begadang untuk main game, sedangkan dia tidak suka olahraga.
Pada saat yang sama, lipid darahnya melebihi standar.
Baca Juga: Di Madura Seorang Suami Aniaya Istri yang Tengah Hamil 6 Bulan Hingga Tewas, Sang Anak Ikut Terlibat
Dokter Wu mengatakan, infark miokard atau penyakit jantung koroner berkaitan dengan pola makan dan kebiasaan hidup.
Misalnya, Anda tidak bisa makan pedas dalam waktu lama, dan tidak boleh bekerja terlalu berat.
Anda juga tidak boleh merokok atau minum alkohol serrta memiliki banyak tekanan kerja, lalu sering begadang juga menjadi salah satu pemicunya.
Menurut ahli jantung Dr. dr. Muhammad Munawar, Sp.JP(K) dari RS.Jantung Binawaluya, Jakarta, penyempitan pada arteri koroner kiri (left main) merupakan kasus penyakit jantung koroner yang paling berbahaya.
“Bila pembuluh di bagian ini menyempit, maka hampir dua pertiga bagian jantung tidak mendapat oksigen sehingga pasokan darah ke jantung berkurang. Akibatnya bisa fatal, yaitu kematian,” jelas Munawar seperti dikutip dari Kompas Health.
Penyumbatan pembuluh darah yang menuju jantung (koroner), khususnya pada penyempitan pada pangkal pembuluh koroner kiri (left main) kini sudah bisa diatasi tanpa melakukan operasi, yakni dengan menggunakan stent salut obat dan balonisasi salut obat.
Ketika timbunan lemak (plak) dan zat-zat lain menumpuk dalam pembuluh darah sehingga menyempit, maka aliran darah menjadi terhambat.
Baca Juga: Penderita Diabetes Wajib Pantau Kakinya, Awas Risiko Diabetic Foot
Bila penyempitan terjadi pada left main, akibatnya akan fatal dibanding penyempitan pada derah lain karena hampir dua pertiga bagian jantung tidak akan mendapat oksigen dan nutrisi yang cukup sehingga darah ke jantung pun berkurang.
Kondisi ini berakibat kerusakan pada otot jantung yang bisa menyebabkan kematian. Di negara maju seperti Amerika sekalipun, kasus penyempitan pada left main masih menjadi momok dalam penanganannya.
Biasanya pasien disarankan untuk melakukan operasi pintas jantung (operasi by pass). Pada beberapa kasus, prosedur pintas jantung mungkin efektif untuk membuka sumbatan. Namun tidak semua pasien bersedia melakukan operasi bypass.
Baca Juga: Dampak Sedotan Plastik Tak Cuma Buat Lingkungan, Risikonya Juga Pada Kesehatan
"Pasca operasi bypass pasien masih harus minum obat pengencer darah selama satu tahun. Banyak pasien yang tidak tahan dan alergi obat, sehingga memilih melakukan cara lain yang non-bedah," kata Munawar seraya menambahkan, operasi by pass juga tidak disarankan pada pasien dengan risiko tinggi.
Baca Juga: Penyebab Bau Badan, Ada 5 Makanan Sehat Enak Bisa Membuat Ini Terjadi
Cara non-bedah untuk penyempitan koroner disebut dengan Percutaneous Corronary Intervension (PCI) lebih disukai/disarankan.
Teknik ini dirancang khusus untuk membuka sumbatan pada pembuluh darah yang menyempit dengan menggunakan stent salut obat (drug eluting stent/DES) dan balon salut obat (Drug Eluting Baloon/DEB).
"PCI relatif lebih singkat, sekitar 20 menit sampai satu jam, tergantung pada penyempitan. Risiko terjadinya penyempitan kembali juga lebih kecil."
Baca Juga: Penderita Diabetes Rawan Gula Darah Rendah, Ini Cara Mencegahnya
Meski setelah tindakan pasien juga tetap harus mengonsumsi obat pengencer darah selama tiga bulan. "Masa minum obatnya jauh lebih singkat," tambahnya. (*)
#berantasstunting