GridHEALTH.id - Tersangka penyalahgunaan narkoba yang juga artis Medina Zein memberikan keterangan pers saat rilis penyalahgunaan narkotika di Dit Resnaroba Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (03/01).
Terjeratnya Medina Zein dalam pusaran barang haram narkoba memang amat menggegerkan publik.
Pasalnya, selama ini, Medina Zein dikenal publik sebagai sosok pengusaha yang sukses dan berprestasi.
Dari tes urine yang dilakukan, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, menyatakan bahwa Medina positif menggunakan narkotika jenis amfetamin dan sabu-sabu.
Dalam kesempatan tersebut, ibu dua anak ini turut memberikan klarifikasi soal narkoba dan obat bipolar yang dikonsumsinya.
Medina mengatakan bahwa bipolar yang dideritanya merupakan turunan dari sang ibunda.
Baca Juga: Harta Benda Ludes, Hanyut dan Hilang Selama Banjir, Psikiater Ingatkan Bahaya Depresi
"Terima kasih kepada keluarga Polda Metro Jaya yang telah membantu saya menyadarkan diri bahwa narkoba itu bukan suatu hal yang bagus digunakan untuk bekerja atau penyembuhan.
Memang ada salah satu obat yang saya gunakan atas izin dokter yang termasuk narkoba, golongan apa saya nggak nggak paham, itu yang membuat positif juga, untuk bipolar saya. Saya mengidap bipolar dari 2016, itu genetik karena ibu saya juga bipolar," jelas Medina.
Baca Juga: Sangat Tidak Disarankan, Memompa ASI di Toilet Karena Ini Risikonya Bagi Ibu dan Bayi
Saat ditanya soal bayinya yang masih menyusui, Medina dengan tegas mengatakan jika dirinya tidak memberikan ASI ekslusif pada bayinya.
"Nggak, nggak. Aku dari awal nggak boleh ASI, karena aku punya bipolar, obatnya keras. Anak pakai susu formula," ceritanya.
Medina Zein mengaku dirinya sudah tidak memberi ASI sejak didiagnosis dengan bipolar.
Seperti diketahui, sejak Medina dinyatakan positif narkoba, tak sedikit warganet yang mengkhawatirkan kondisi bayinya yang masih berusia 3 bulan.
Bukan cuma karena terpisah oleh Medina, warganet juga memikirkan ASI yang diberikan oleh Medina untuk anaknya.
Meski menyusui memiliki manfaat, wanita dengan gangguan bipolar memang tidak disarankan untuk menyusui, menurut MDEdge Psychiatry.
Jika sang ibu masih ingin menyusui, sebaiknya ia menghentikan pengobatan bipolar yang sedang dijalaninya. Mereka harus hati-hati demi menghindari masalah kesehatan sang ibu dan bayi.
Baca Juga: Lahirkan Bayi Kembar Tidak Identik, Syahnaz Sadiqah Harus Suntik Pengencer Darah
Sebab, obat dapat diserap dan masuk ke aliran darah, yang pada akhirnya akan masuk ke saluran ASI. Dikhawatirkan obat ini dapat menjadi racun untuk bayi sendiri.
Tidak hanya itu, seorang ibu yang memiliki gangguan bipolar juga berisiko tinggi mengalami psikosis postpartum atau gangguan mental yang menyerang wanita setelah melahirkan.
"Karena alasan inilah kami biasanya merekomendasikan wanita dengan gangguan bipolar mempertahankan pengobatan... selama kehamilan dan periode postpartum untuk mengurangi risiko kambuh selama masa rentan ini," tulis Womens Mental Health di laman resminya.
Salah satu faktor lain yang mungkin berkontribusi peningkatan risiko kambuh pada gangguan bipolar adalah kurangnya waktu tidur.
Jadi, ketika waktu tidur mereka 'dicuri' untuk menyusui di malam hari, hal ini dapat memicu kekambuhan pada ibu dengan bipolar selama masa postpartum atau pasca persalinan.
"Kami merekomendasikan semua wanita, terutama yang mengalami gangguan bipolar, berupaya melindungi jam tidur dengan mengandalkan pasangan atau orang lain saat memberi makan di malam hari," saran Womens Mental Health. (*)
#berantasstunting