Untuk penelitian ini, para peneliti melakukan studi terhadap 280 orang. Dalam studinya, para peneliti melakukan dua studi awal dan tiga eksperimen pada para peserta.
Baca Juga: Sering Dilakukan, Kesalahan Meminum Obat yang Bisa Berakibat Fatal
Di percobaan pertama, para relawan yang diambil darahnya usai gempa bumi ditemukan memiliki lebih sedikit rasa sakit ketimbang mereka yang melakukannya secara rutin melakukan itu. Kondisi ini juga terjadi meski jarum yang digunakan relawan lebih besar.
Dalam percobaan kedua, rasa sakit pada pasien kanker berkurang signifikan ketika mereka memasak dan membantu bersih-bersih untuk orang lain di pusat perawatannya.
Kondisi ini terlihat usai dibandingkan dengan ketika para peserta melakukan kegiatan tersebut untuk diri sendiri.
Temuan dari percobaan ketiga menemukan bahwa partisipan merasa lebih sedikit rasa sakit ketika tangannya diberikan sengatan listrik, seusai memberikan uang untuk membantu anak yatim.
Dalam pemindaian MRI otak peserta, peneliti menemukan bahwa perbuatan baik mampu menonaktifikan bagian otak yang mencatat stimulasi menyakitkan yaitu medial prefrontal cortex.
Penulis studi mencatat bahwa cara ini memiliki potensi untuk dimasukkan dalam perawatan nyeri dan serta terapi perilaku. (*)
#berantasstunting