Hal tersebut dapat terjadi karena membusuknya sampah banjir di pemukiman akibat belum ada pengangkutan sampah pasca banjir.
Berdasarkan laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), penyakit yang sering terjadi ketika banjir ialah leptospirosis (penyakit bakteri menyebar melalui urin hewan), kolera, diare, malaria, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), DBD, demam tifoid (tifus), hepatitis A, infeksi kulit, malnutrisi (kurang gizi), campak, malaria, hingga gangguan kejiwaan.
Baca Juga: Banjir Januari 2020 dan Dampak Kesehatannya, Kontroversi Anies Baswedan: 'Anak-anak sih Senang Saja'
Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, untuk menghindari terserang penyakit diare ialah dengan mencuci tangan pakai sabun setiap akan makan/minum serta sehabis buang hajat dan rebus air minum hingga mendidih setiap harinya.
Kemudian jagalah kebersihan lingkungan untuk menghindari timbulnya penyakit leptospirosis, hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama bila ada luka; gunakan pelindung misalnya sepatu boot, bila terpaksa harus ke daerah banjir.
Baca Juga: Berita Kesehatan Gigi dan Mulut: 5 Alasan Kesehatan Mulut Itu Penting
Hindari penumpukan sampah disekitar tempat tinggal untuk mencegah peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti yaitu nyamuk penular penyakit demam berdarah.