GridHEALTH.id - Stunting kini menjadi ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa.
Stunting pada balita dapat menyebabkan menurunnya produktivitas dan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa mendatang.
Baca Juga: Berantas Stunting: Beras Fortifikasi, Simpan Segudang Nutrisi Penting Cegah Stunting
Akibatnya, isu stunting di Indonesia kini tengah digali lebih jauh oleh pemerintah.
Bahkan pemerintah juga memberikan berbagai bantuan seperti beras fortifikasi dan susu pada ibu hamil demi mencegah terjadinya kelainan pertumbuhan pada janin dan bayinya nanti.
Namun tahukah, selain pola makan, ada hal lain yang perlu diperbaiki juga, yaitu sanitasi.
Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, mendekatkan anak pada risiko ancaman penyakit infeksi.
Berdasarkan data WHO, beberapa dampak dari sanitasi yang buruk pada ibu hamil diantaranya, seperti malaria, tipus, infeksi cacing tambang kronis seperti ankylostomiasis, disentri, kolera, giardiasis, amoebiasis, dll.
Baca Juga: Satu lagi predator seksual asal Indonesia, Terciduk di Inggris Sekarang Sudah Pulang ke Tanah Air
Selain itu, dalam jurnal yang dipublikasikan dalam BMC Pregnancy Childbirth, sanitasi yang buruk, dan pengelolaan limbah yang buruk selama periode kehamilan dapat meningkatkan risiko infeksi pada ibu dan dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah dan kelahiran prematur.
Jika ibu hamil mengalami masalah selama kehamilan akibat sanitasi ini juga bisa berdampak pada terganggunya pertumbuhan fisik (bertubuh pendek) anak, perkembangan otak anak, kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Untuk Kementerian Kesehatan RI mengimbau agar semua ibu hamil membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan demi mencegah stunting. (*)
#berantasstunting