Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO.
Sementara hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutkan terdapat 13,8% anak usia di bawah lima tahun dengan gizi kurang dan 3,9% gizi buruk.
Baca Juga : Berantas Stunting: Beras Fortifikasi, Simpan Segudang Nutrisi Penting Cegah Stunting
Artinya secara nasional dari estimasi populasi balita sebesar 23,8 juta jiwa yang digunakan pada kajian tersebut, terdapat 3,2 juta anak dengan gizi kurang dan 928 ribu mengalami gizi buruk.
Meski menurun daripada tahun 2013, angka tersebut tentunya masih sangat mengkhawatirkan.
Oleh karena itu, penting sekali kita menyadari akan bahaya stunting pada anak ini.
Baca Juga : Berantas Stunting: Ini 5 Zat Gizi Paling Diperlukan Anak Pendek
Sebab selain pertumbuhan anak akan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang, serta prestasi sekolah yang buruk.
Stunting dan kondisi lain terkait kurang gizi, juga dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi.(*)
#berantasstunting