GridHEALTH.id – Mengisap jempol atau jari lainnya merupakan salah satu refleks alami bagi anak-anak.
Kebiasaan mengisap jempol dapat memberi anak-anak perasaan aman dan nyaman secara emosional.
Baca Juga: Berita Kesehatan Gigi dan Mulut: 6 Kebiasaan yang Tanpa Disadari Dapat Merusak Kesehatan Gigi
Anak-anak juga sering mengisap jempol untuk menenangkan diri sendiri dan membantu mereka tertidur.
Anak-anak biasanya berhenti mengisap jempol antara usia 2 hingga 4 tahun, atau pada saat gigi permanen mulai muncul.
Baca Juga: Terbongkar Rahasia Cantik Victoria Beckham yang Tetap Langsing dan Seksi, Ternyata Camilan
Tetapi jika terus mengisap jempol hingga melampaui usia 5, atau ketika gigi permanen mulai tumbuh, kebiasaan tersebut dapat menyebabkan masalah dengan pertumbuhan mulut yang tepat dan pelurusan gigi.
Melansir dari mouthhealthy.org, kekuatan mengisap adalah faktor yang menentukan apakah masalah gigi dapat terjadi atau tidak.
Tergantung pada seberapa sering, kuat, dan lamanya mengisap, gigi dapat terdorong keluar dari barisan gigi sehingga menyebabkan gigi menonjol dan membuat overbite (kondisi ketika gigi depan atas lebih menonjol daripada gigi depan bawah).
Karena itu, anak mungkin juga mengalami kesulitan dengan pengucapan kata yang benar.
Baca Juga: Berita Kesehatan Gigi dan Mulut: Ikuti 5 Tips Berikut untuk Cegah Plak Gigi
Selain itu, rahang atas dan bawah bisa jadi tidak sejajar dan langit-langit mulut menjadi cacat.
Jika anak-anak hanya mengistirahatkan jempol secara pasif di mulut mereka, kemungkinan mereka mengalami kerusakan lebih kecil daripada mereka yang mengisap jempol dengan penuh semangat.
Baca Juga: Saking Pengennya Miliki Momongan, Siti Badriah Rela Lakukan Hal yang Paling Tidak Disukainya Ini
Oleh karena itu, kebiasaan ini harus segera dihentikan ketika anak sudah berusia 5 tahun ke atas, atau ketika gigi permanen mulai tumbuh.
Lalu, bagaimana cara membantu anak untuk menghentikan kebiasaan mengisap jempol?
Melansir dari WebMD, untuk mencapai tujuan ini ialah orang tua dan anggota keluarga harus memberikan semangat dan penegasan positif.
Anak-anak sering mengisap jempol atau jari lainnya ketika mereka merasa tidak aman atau membutuhkan kenyamanan.
Baca Juga: Berita Kesehatan Gigi dan Mulut: 5 Alasan Kesehatan Mulut Itu Penting
Maka dari itu, penegasan negatif (seperti omelan atau hukuman) pada umumnya tidak efektif, karena hal ini malah membuat anak-anak bersikap defensif dan mengembalilkan mereka ke kebiasaan itu.
Sebagai gantinya, berikan pujian atau hadiah selama masa keberhasilan untuk menghindari kebiasaan tersebut.
Baca Juga: Radang Tenggorokan Tak Kunjung Sembuh Bisa Jadi Awal Penyakit Jantung
Untuk membantu anak-anak menghentikan kebiasaan itu, orangtua harus mencoba memastikan mengapa anak melakukannya.
Misalnya, cari tahu tekanan apa yang membuat anak cemas dan cobalah untuk memperbaiki situasi serta memberikan kenyamanan pada anak.
Setelah masalah hilang, anak kerap merasa lebih mudah untuk berhenti mengisap jempol.
Dokter gigi juga dapat memberikan dorongan pada anak dan menjelaskan apa yang bisa terjadi pada gigi mereka jika mereka tidak berhenti mengisap jempol.
Jika tips ini tidak berhasil, tutupi jari atau jempolnya dengan plester atau perban sebagai pengingat. Lalu, keluarkan jempol atau jari lainnya dari mulut setelah anak tertidur.
Dokter gigi atau dokter anak mungkin akan meresepkan obat pahit untuk melapisi jempol atau jari lainnya agar anak menghentikan kebiasaan mengisap.
Baca Juga: Jangan Suka Berlama-lama di Kantor, Bahaya Hipertensi Mengintai