GridHEALTH.id - Dalam laporan Riskesdas terakhir, ada 30,8% atau 7,3 juta anak di Indonesia mengalami stunting, dengan 19,3% atau 4,6 juta anak pendek, dan 11,5% atau 2,6 juta anak sangat pendek.
Baca Juga: Berantas Stunting: Ada Wacana, Anak Stunting Bakal Masuk Golongan Disabilitas
Kekurangan gizi pada anak berdampak secara akut dan kronis. Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi akut akan terlihat lemah secara fisik.
Anak yang mengalami kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama atau kronis, terutama yang terjadi sebelum usia dua tahun, akan terhambat pertumbuhan fisiknya sehingga menjadi pendek (stunted).
Lantas, apa saja dampak yang lain? Hardisman Dasman dalam tulisannya ‘Empat Dampak Stunting Bagi Anak dan Negara Indonesia’ yang dimuat di laman Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (almi.or.id) menuliskan;
1. Kognitif lemah dan psikomotorik terhambat
Bukti menunjukkan anak yang tumbuh dengan stunting mengalami masalah perkembangan kognitif dan psikomotor.
Jika proporsi anak yang mengalami kurang gizi, gizi buruk, dan stunting besar dalam suatu negara, maka akan berdampak pula pada proporsi kualitas sumber daya manusia yang akan dihasilkan.
Baca Juga: BPOM Temukan Lipstik Dengan Kandungan Berbahaya Pemicu Kanker
Artinya, besarnya masalah stunting pada anak hari ini akan berdampak pada kualitas bangsa masa depan.