Berdasarkan penyebabnya, dislipidemia dibedakan menjadi 2 tipe, yakni dislipidemia primer dan sekunder.
Baca Juga: Syarat Rumah Bersih dan Sehat Bebas Penyakit, Ternyata Mudah!
Dislipidemia primer diturunkan dari orangtua ke anak, sedangkan dislipidemia sekunder disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat atau penyakit tertentu.
Kolesterol yang terlalu banyak jumlahnya dapat menumpuk di dinding pembuluh darah arteri dan membentuk plak (aterosklerosis). Akibatnya, aliran darah di dalam tubuh termasuk ke jantung dan otak, jadi terganggu.
Hal tersebut dapat menimbulkan sejumlah penyakit, seperti stroke, tekanan darah tinggi, serangan jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit arteri perifer yang bisa mengancam nyawa.
Beberapa kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko dislipidemia adalah malas berolahraga, merokok, sering mengonsumsi alkohol, dan gemar menyantap makanan tinggi gula atau lemak jenuh seperti gorengan.
Ada juga beberapa kondisi penyakit yang berpotensi menimbulkan disiplidemia seperti penyakit hati, sindrom metabolik, penyakit jantung, diabetes yang tidak terkontrol, dan hipotiroidisme.
Baca Juga: Waspadai Glukoma Pada Anak dan Ciri-cirinya, Butuh Penanganan Segera
Penting diketahui bahwa disiplidemia tidak menimbulkan gejala. Oleh karena itu perlu pemeriksaan berkala di laboratorium guna menilai kadar lemak di dalam darah.