GridHEALTH.id - Isu stunting kini gencar dikulik berbagai elemen masyarakat, terlebih pemerintah yang muali menyikapi masalah pertumbuhan anak ini.
Stunting merupakan kondisi terhambatnya tumbuh kembang anak yang bisa menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun emosi.
Baca Juga: Berantas Stunting; Menyusui Cegah Bayi Kurang Gizi Juga Punya Manfaat Jangka Panjang Bagi Ibu
Tak hanya itu, menurut WHO, stunting atau pertumbuhan yang terhambat mencerminkan proses kegagalan untuk mencapai potensi pertumbuhan linier sebagai akibat dari kondisi kesehatan atau gizi yang kurang optimal.
Berdasarkan populasi, tingkat stunting yang tinggi dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi yang buruk dan peningkatan risiko sering dan awal terpapar dengan kondisi buruk seperti penyakit atau praktik pemberian makan yang tidak tepat.
Sementara, penurunan tingkat stunting nasional biasanya menunjukkan perbaikan dalam kondisi sosial ekonomi secara keseluruhan suatu negara.
Baca Juga: Ingin Anak Cerdas Sebelum Usia 5 Tahun? Coba Tips Jitu dari Dr Reisa Brotoasmoro
Oleh sebab itu, sebagai orangtua yang cerdas, kita wajib melakukan pengecekan pengukuran tumbuh kembang anak guna mencegah adanya stunting.
Berdasarkan Standar Pertumbuhan Anak WHO, persentase anak-anak berusia 0-59 atau lebih sering 6-59 bulan yang tinggi badannya disesuaikan dengan usia mereka di bawah minus dua standar deviasi dari median tinggi badan berdasarkan usia.
Baca Juga: Nekat Telan Ikan Lele Perunggu, Pria Ini Selamat Setelah Jalani Prosedur Bronkoskopi
Tingkat Stunting Keseluruhan (%) - Di bawah - 2 SD dari tinggi rata-rata usia
Sedang Pengerdilan (%) - Antara -2 dan -3 SD dengan tinggi rata-rata untuk usia
Stunting Berat (%) - Di bawah -3 SD dari tinggi rata-rata usia
Adapun cara menghitung status gizi anak, yaitu menggunakan z score yang biasanya ada di buku KIA, atau bisa juga dengan cara:
Baca Juga: Aktor Johny Indo Meninggal Dunia, Ini Penyebab Penyakit Hernia
Sebagai contohnya, kita akan menghitung status gizi anak laki-laki dengan umur 11 bulan dengan panjang badan 68 cm serta berat badan 5 kg.
Kasus bayi 11 bulan, berat badannya (5 kg) lebih kecil daripada nilai median (9,4), maka dari itu nilai simpang baku rujukannya menjadi 9,4-8,4.
Sehingga perhitungan z score yaitu:
Setelah itu, kita cocokan dengan tabel standar berat badan menurut umur, anak laki-laki.
Dari sini terlihat, karena nilai z score sudah mencapai 4,4 berarti memiliki SD <-3 SD, maka termasuk ke dalam status gizi buruk.
Namun, jika ibu takut mengalami kesalahan dalam perhitungan status gizi anak, ada baiknya untuk melakukan pengukuran tersebut di beberapa pelayanan kesehatan yang ada.
Baca Juga: Dua Anak di Bali Diduga Terjangkit Virus Corona, Diberikan Obat Penurun Panas, Memang Ampuh?
Mintalah para petugas kesehatan untuk melakukan pengukuran dan minta pula penjelasan lebih rinci terkait tumbuh kembang anak.
Dengan melakukan pengukuran rutin pada bayi dan balita di tempat pelayanan kesehatan ini bisa jadi langkah kecil kita untuk berantas stunting. (*)
#berantasstunting