Find Us On Social Media :

Berantas Stunting: Pernah Alami Stunting di Masa Kecil, Bisakah Mempunyai Tinggi Badan Normal di Usia Dewasa?

Masalah stunting akan dibawa hingga dewasa, antara lain, tubuh tetap akan pendek dan berisiko punya penyakit seperti diabetes.

GridHEALTH.id - Dalam laporan Riskesdas 2017, ada 30,8% atau 7,3 juta anak di Indonesia mengalami stunting, dengan 19,3% atau 4,6 juta anak pendek, dan 11,5% atau 2,6 juta anak sangat pendek.

Baca Juga: Berantas Stunting: Padahal Menyandang Predikat 'Milenial', Ternyata Generasi Ini Tak Paham Stunting, Alamat Problem Kurang Gizi Terus Berlanjut?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stunting adalah gangguan pertumbuhan yang terjadi akibat masalah gizi kronis, penyakit infeksi berulang, dan kesalahan pola asuh sehingga tinggi badan anak berada di bawah batas rata-rata.

Kekurangan gizi pada anak berdampak secara akut dan kronis. Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi akut akan terlihat lemah secara fisik.

Anak yang mengalami kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama atau kronis, terutama yang terjadi sebelum usia dua tahun, akan terhambat pertumbuhan fisiknya sehingga menjadi pendek (stunted).

Selain memengaruhi masa emas pertumbuhan, dampak stunting disinyalir dapat berlanjut hingga dewasa.

Hal ini menimbulkan pertanyaan baru, yaitu apakah seseorang yang mengalami stunting saat kecil masih bisa meninggikan badan?

Baca Juga: 4 Cara Mengusir Kutu di Rumah, Wajib Dibasmi Karena Membawa Penyakit

Sebuah penelitian di lima negara berpendapatan menengah ke bawah menemukan bahwa akan sulit bagi seseorang yang stunting sejak kecil untuk meninggikan badan saat dewasa. Mereka juga cenderung mengalami gangguan kesehatan.