Find Us On Social Media :

Wuhan Belum Juga Usai, Provinsi Guangdong di China Tetiba Viral Karena Kesukaan Masyarakatnya Mengonsumsi Binatang Hidup

Kegemaran masyarakat Guangdong China, makan binatang masih hidup, seperti bayi tikus ini.

GridHEALTH.id - Ada-ada saja, belum juga masalah Wuhan karena virus corona usai.

Kini muncul berita yang menjadi viral mengenai provinsi Guangdong di China.

Baca Juga: Ingat Foto Viral Ini? Kasihan Nasib si Wanita yang Sedang Makan Kelelawar Tersebut Sekarang Ini

Viralnya bukan karena penyakit seperti di Wuhan, tapi dari kebiasaan makan berisiko warganya.

Warga di  Guangdong ternyata gemar mengonsumsi hewan yang masih hidup.

Hal itu diketahui dari video yang viral mengenai seorang pria yang mengonsumsi bayi tikus yang masih hidup dengan lahapnya.

Baca Juga: Khawatir Virus Corona, Mahasis Indonesia di Kota Wuhan Dilarang Keluar Selain Keadaan Mendesak

Melansir thesun.co.uk, hidangan anak tikus yang masih hidup itu populer disebut Three Squeaks.

Pada tayangan video yang dimuat thesun.co.uk, disaksikan seorang pria dewasa dengan lahapnya memakan ebak bahkan lebih bayi tikus berwarna abu-abu.

Bayi-bayi tikut yang terlihat belum bisa melihat dan berjalan tersebut disajikan di atas piring dengan potongan tomat merah.

Baca Juga: Banjir Januari 2020, Tak Mau Kalah dari Manusia Ini Fakta Tikus dan Kecoa Tidak Sudi Kebanjiran, Padahal Hewan Itu Biang Kerok Penyakit Mematikan Saat Banjir

Disamping piring, ada mangkuk bersisi air yang sepertinya air kaldu.

Pria dalam video tersebut mengambil anak tikus dengan sumpit satu persatu.

Baca Juga: Politikus Adian Napitupulu Sudah Pasang Ring, Mengapa Masih Terkena Serangan Jantung? Ini Penyebabnya

Sebelum dimakannya, anak tikus tersebut dicelupkannya terlebih dahulu di mangkuk berisi air kaldu.

Setelah mengunyah dan menalan anak tikus, pria tersebut langsung meneguk air berwarna kuning yang di tangan kirinya.

Kemungkinan air terseut adalah minuman khas daerah setempat, atau bisa jadi bir atau minuman beralkohol.

Baca Juga: Viral Wawancara Tikus Minta Anies Baswedan Atasi Banjir Jakarta, Bisa Picu Penyakit Leptospirosis

Baca Juga: Masih Santai Makan Terus Usai Bunuh dan Bakar Seorang Wanita, Pria Ini Rupanya Tak Terima Diejek Gendut

Ternyata, hidangan dan makanan ini, menurut thesun.co.uk, favorit bagi masyarakat Guangdong, China.

Kabarnya makanan seperti ini sudah dilarang di China.

Namun karena permintaan banyak, masih bisa ditemukan menu-menu seperti ini di restorant.

Tapi mereka menjualnya secara sembunyi-sembunyi.

Baca Juga: Penularan Corona Virus Wuhan, Artis Lucky Hakim Beri Kesaksian Kebiasaan Orang China di Beijing Makan Hewan Liar Masih Hidup

Adapun pria yang mengonsumsi bayi tikut tersebut, entah kapan melakukan pengambilan videonya.

Mengenai hal ini satu hal yang perlu kita ketahui, pemerintah China sudah melarang makanan model ini tentu karena ada alasan kuatnya.

Hingga berita ini diturunkan GridHEALTH.id belum menemukan apa yang menjadi alasan pemerintah China melarangnya.

Baca Juga: Kunci Berantas Stunting di Indonesia; Porsi Makan Harus Pas, Menu Gizi Seimbang Tidak Boleh Diabaikan, Ini Caranya

Tapi, melansir in.gov, tikus adalah hewan pengerat yang bisa menyebarkan penyakit kepada manusia.

Tikus bisa menyebarkan penyakit ke manusia dengan cara gigitan, kutu, tungau, kotoran.

Untuk diketahui, tikus adalah vektor untuk penyakit pes, demam gigitan tikus, leptospirosis, hantavirus, trichinosis, penyakit kuning infeksius, dermatitis tungau tikus, salmonellosis, demam paru-paru, dan tipus.

Pun tikus telah dikaitkan dengan asma.

Baca Juga: Ramai Kabar Obat Virus Corona, Peneliti Sebut Semprotan Hidung Bisa Kurangi Gejalanya

Jadi kondisi tikus menjadi sebuah makanan, apalagi dimakan hidup-hidup, hampir sama dengan kelelawar yang juga menjadi santapan favorit masyarakat Wuhan, China.

Baca Juga: Viral Virus Corona Menyebar lewat Ponsel Xiaomi, Ternyata ada 3 Cara Penularannya

Dikhawatirkan jenis virus mematikan ini memiliki nenek moyang yang sama dengan virus yang hanya ditemukan pada kelelawar buah.(*)

#berantasstunting