Find Us On Social Media :

Awalnya Jatuh, Atlet Voli Ini Tak Sadar Idap Tumor Ganas di Lutut Kanan hingga Harus Diamputasi

Atlet voli idap tumor ganas di lutut

GridHEALTH.id - Setiap atlet diwajibkan untuk selalu rutin menjaga kesehatan dan menjalani pemeriksaan kesehatan rutin.

Namun apa jadinya, jika seorang atlet ini mengalami cedera yang berujung kakinya harus diamputasi?

Baca Juga: Bisulnya Berubah Jadi Kanker, Pria Ini Harus Rela Kehilangan Kejantanan Akibat Diamputasi

Seorang atlet voli asal SMA Negeri 1 Lipat Kain, Kabupaten Kampar, Riau, Riska Ramadila (17) didiagnosis mengidap tumor ganas pada kakinya sejak tujuh bulan lalu.

Lutut kanan Riska kini membengkak hingga sebesar bola kaki.

Dilansir dari Kompas.com, awalnya Riska hanya terjatuh saat bermain voli di lapangan.

Baca Juga: WNI di Singapura Terinfeksi Virus Corona dari Majikannya, Benarkah Sentuhan Bisa Tularkan Virus Tersebut?

Saat itu, Riska merasakan ngilu di bagian kakinya.

"Dia masih bisa main voli. Jalan di sekolah masih lancar," ungkap ayah kandung Riska, Erianto.

Kaki Riska sempat dibawa ke tukang urut, namun kaki Riska malah membengkak.

Ia pun harus berjalan dengan bantuan tongkat.

Sayangnya, Riska kembali terjatuh untuk kedua kaliya hingga bengkak di kakinya kian membesar.

Lantaran bengkak di kaki Riska kian membesar, keluarga membawanya ke rumah sakit.

Baca Juga: 54 Berita dan Informasi Fake Virus Corona, Fitnah dan Tipsnya jika Diikuti Berisiko Kematian

Di rumah sakit Prima Pekanbaru, Riska didiagnosis mengidap tumor ganas, Ia pun langsung dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.

Tumor ganas yang tumbuh di lutut kanan tersebut biasa disebut dengan osteosarkoma atau kanker tulang.

Berdasar Mayo Clinic, osteosarkoma adalah jenis kanker tulang yang dimulai pada sel-sel yang membentuk tulang.

Osteosarkoma paling sering ditemukan pada tulang panjang, lebih sering pada kaki, tetapi kadang-kadang pada lengan.

Dalam kasus yang sangat jarang, ini terjadi pada jaringan lunak di luar tulang.

Osteosarkoma cenderung terjadi pada remaja dan dewasa muda, tetapi juga dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa.

Baca Juga: Masyarakat Taiwan tidak Ambil Pusing dengan Virus Corona, Mereka Lebih Takut Penyakit Infeksi Musiman Ini

Perawatan biasanya melibatkan kemoterapi, operasi, hingga terapi radiasi, namun pada kasus yang cukup parah dokter bisa melakukan amputasi.

Dokter memilih opsi perawatan berdasarkan di mana osteosarkoma dimulai, ukuran kanker, jenis dan tingkat osteosarkoma, dan apakah kanker telah menyebar ke luar tulang.

Menurut American Cancer Society, amputasi berguna untuk menghilangkan kanker dan semua atau sebagian kaki.

Untuk beberapa pasien, amputasi mungkin merupakan pilihan terbaik.

Sebagai contoh, jika pasien memiliki tumor besar yang memanjang ke saraf dan atau pembuluh darah yang tidak mungkin untuk menyelamatkan anggota tubuh.

Baca Juga: Hamil Anak Pertama Chacha Frederica Alami Kram Kaki dan Nyeri Punggung

Dokter bedah memutuskan berapa ukuran kaki yang perlu diamputasi berdasarkan hasil pemindaian MRI dan pemeriksaan jaringan yang diambil oleh ahli patologi selama operasi.

Pembedahan direncanakan agar otot dan kulit akan membentuk manset di sekitar tulang yang tersisa, sehingga manset ini akan masuk ke ujung tungkai palsu (buatan).

 

Yang perlu diperhatikan usai menjalani amputasi, yaitu infeksi karena tekanan pada kulit di lokasi amputasi dapat menyebabkan kulit rusak dari waktu ke waktu.

Namun jika tak diamputasi, Riska harus dibawa berobat ke Jakarta dengan biaya mencapai Rp 450 juta. 

Baca Juga: 9 Makanan yang Dapat Mencegah Tulang Keropos Dengan Diet Osteoporosis

Sayangnya, ayah Riska yang bekerja sebagai pemotong atau penyadap karet tidak memiliki uang sebanyak itu.

 

Kini, keluarga Riska sang atlet voli tersebut rupanya dibantu pihak TNI untuk meringankan biaya pengobatan tumor di lututnya. (*)

 #berantasstunting